Seringkali orang bertanya, itu kamu kenapa kok bisa begitu? Dulu kena api apa kebakaran ya?
Capek kuping ini sebenarnya dari dulu dijejali pertanyaan yang sama. Hahaha Tapi ya sudahlah, karena sudah sekitar 13 tahun lebih aku sering dihujani pertanyaan semacam ini aku sudah kebal, awalnya jengah apalagi saat kondisi badan lelah dan gampangnya keluar amarah. Mungking reaksiku terhadap satu pertanyaan kecil semacam itu terlalu berlebih, tapi saat aku sedang legowo tanpa harus dipancing juga akan aku jelaskan..
3 Juli 2000, saat anak SD ingusan macamku kala itu sedang senangnya liburan semester kejadian itu berlangsung. Sepanci besar masakan berkuah santan menghujani tubuh mungilku. Singkat saja ceritanya aku kena luka bakar yang mengharuskanku menghabiskan masa liburan dan sekitar dua minggu waktu sekolahku di ranjang pesakitan rumah sakit. Siksaan batin dan fisik, kehilangan banyak teman, semua terkuras habis, waktu dan uang juga habis banyak untuk perawatanku selama itu.
Itu sekitar 13 tahun yang lalu.. Miris kalau ingat, air mata sering tak henti mengalir apalagi melihat kondisi keluarga yang tak juga membaik. Ah, sudahlah namanya hidup terus berjalan, toh aku sebagai anak tertua sekarang lulus dari sekolah kedinasan (yang sebenarnya bahkan bukan mauku sendiri) yang nantinya akan segera punya pekerjaan bagus untuk menyokong kebutuhan sekolah adik - adikku. (Nasib jadi anak tertua.. Aku mau punya kakak aja :(( ) Semangat yang masih sering naik turun, namanya takdir kadang sulit dipercaya ya. Apalagi kalau kisah hidupku diangkat di layar kaca, mungkin sudah laku keras kaya sinetron lebay jaman sekarang hahaha. Kisah hidup yang mungkin orang pikir cuma ada di ftv atau sinetron, mungkin sebagiannya ada di cerita hidupku. Lucu, kadang aku hanya tertawa getir saat melihat ke belakang kisah hidup yang penuh cerita dan pelajaran hidup ini.
Duluu, duluu sekali setelah sebelumnya sempat mempertanyakan apakah aku akan mati dan membuat semua orang menangis, aku bertekad untuk menjadi dokter. Alasannya? Gampang, biar bisa menyembuhkan banyak orang dan menemukan obat untuk keloid ku tanpa operasi. Mulia sekali kan? Tapi aku gagal masuk kedokteran, aku gagal menjadi berguna seperti apa yang kuinginkan sebelumnya. Dilema memilih tempat perkuliahan dan semacamnya memaksaku masuk ke STAN hehehe Bahkan kuliah dengan sekenanya, lebih suka main dan melakukan kegiatan lain untuk pelarian , daripada harus belajar akuntansi, pajak dan mata kuliah yang bukan kesukaanku. Sampai lulus pun masih berpikir keras, aku salah jurusan :")
Ampuni aku ya Allah, kadang masih sering mencelos, apalagi melihat teman - teman yang sudah berlari kencang duluan dengan segudang pengalaman internship mereka dimana - mana. Mencoba bersyukur dengan apa yang sekarang diraih itu mungkin lebih baik..
Mungkin aku kurang belajar tentang keikhlasan makanya Allah memberikanku pelajaran lebih. Kalo kata Bapak, orang diberi cobaan itu karena derajatnya akan dinaikkan, semoga memang iya ya. Ga apa - apa diberi cobaan, asal dijalani dengan ikhlas aja pasti semua akan berlalu..Semua akan indah pada waktunya ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar