Rabu, 29 April 2015

Ketep Pass



   Sebagai orang Magelang (pinggiran), belum pernah ke Ketep Pass adalah aib. Untungnya aib itu sudah berlalu 2013 lalu. Minggu kemarin adalah kali keduaku berkunjung di gardu pandang itu. Ketep Pass yang dulu bukan yang sekarang. Jelas beda karena kali pertama aku kesini hanya bertujuh dan tak ada pengunjung lainnya di bulan puasa, kali kedua kemarin hampir semua sudutnya penuh sesak oleh bocah - bocah SMA yang ikut study tour. Mau nggak mau kami nyembul di antara gerombolan itu.

   
   Ketep Pass adalah salah satu destinasi favorit dan terkenal semenjak aktivitas Gunung Merapi beberapa kali begitu aktif dan memenuhi isi berita televisi hampir setiap harinya. Bukan hanya turis lokal yang hobi ke sini, ada beberapa bule terlihat berkunjung di kawasan wisata ini. Sebenernya mau ngajak ngobrol, terus ga jadi karena rame banget banyak pengunjung. :v

 
 
Anyway kemarin ada anak - anak SD perform tari Topeng Ireng bagus banget, meskipun mereka terlihat kelelahan tarian sepanjang siang tetap berlangsung. Sering sering deh ya ada perform macam ini. Biar budaya sendiri tetap lestari dan gak hilang diakui atau dicuri tetangga sendiri.





Salam dari labilnya cuaca Ketep akhir akhir ini

Cheers,
Anggi







Senin, 27 April 2015

Achieving Dream

 Achieving dreams may be hard for many people, me too. I even failed to reach my childhood dream for being a doctor and singer. As the time goes by, I’m okay and cool with those failure, seems like there’s more that come to me as I cross the different path until today. I soon become a tax officer, civil servant job which I never imagine. There are some parts of the things I call dream, my dream to study abroad that get stuck for my governmental work and being pushed back after the contract I should fulfill, the trip I always imagine in mind as a child who wants to travel the world, even my dream of having a great wedding that changes. I previously never really want to get married, but now aha it’s part of the things I should do for my future. I won’t let my generation extinct. Always said wanna get married to bule just my saying I said when I was kid . Failure and success are two different things that can never be separated from each other. People who grab the success story experienced failure before achieving success. It’s like “ Fall seven times, but stand up eight.”


    I randomly remember the things to achieve dreams in James Hooper point of view. There are three things said by one of my favourite G11 Abnormal Summit former member in episode 3 (If you are curious just google it haha). Him as the British youngest Everest climber gave three lesson about achieving his dreams.
this is James Hooper

First, is to take things step by step. If you say you want to climb Everest tomorrow, it’s impossible. But if you start with something small, climbing indoors and gradually move up. Each step by itself is very easy. But very quickly, you find that you’ve achieved your dream.
My dream is not Everest, I just wanna climb Mount Rinjani with my lifepartner someday. Part to achieve it? I’m not focusing to find partner, I’m moving up, learning new experiences, preparing my own trip, being smarter and healthier. Let’s see what happen next ~

The second thing is not to be afraid of the risk. There is risk in everything but we should see risks as an opportunity to learn and by learning we can overcome risk.
I’m getting used of failure because life is never fair. Hahaha Having more money may lead me in another path, sometimes I wonder but I don’t regret where I am now. I just have to retouch my lifeplan, provide the A, B and C plans for everything. One step closer for my solo travelling after the job placement. :D

And finally you should tell people about your dreams and what you want to achieve. No one ever achieved anything by themselves and the more people that know about what you want to do, the more people can help you achieve that.
Hello people help me achieve my dreams please. Hahaha I don’t say that but when I’m into something, people around me know it too. I’m that type of person. I have many things that I call dream. The first is that I wanna study and live in Germany, why Germany? I don’t know, since kid I dream to go there and even supporting the team every world cup match. I wanna travel around the world, being a traveler nowadays people call it, should save more money and I am going to do it. Short term is going to Korea first.  Another childhood dream is marrying a “bule”, sounds insane but let’s see If I could marry bule or “bulepotan” haha. And the last thing is send my parents to go “haji”. Aren’t those too much? I think no, because I still have many things I call dream. I dare to dream big and should learn to gain big too.

timewiser.com

 Success is not a single thing and you need to find the right type of success for you and go for it
Well then, let’s grab our success story by our own ways :D

Anggi Restiana Dewi

Jumat, 24 April 2015

Sunset Gratisan

   Sudah semenjak November aku kembali ke kampung halaman, sudah hampir enam bulan pula berjalan magangku di KPP Temanggung yang hampir setiap harinya hujan. Ya, sudah hampir enam bulan pula kondisi fisikku gampang drop karena saking seringnya kehujanan, maklum berangkat pulang nglaju jadi anak gaul motor.  Tinggal di kampung halaman dan jauh dari hiruk pikuk kota yang selama masa kuliah kujalani sudah pasti membuatku agak jarang keluyuran, ditambah cuaca di sini yang dingin, berkabut dan sering hujan. Praktis jarang ada hiburan, paling mentok ke kota pas weekend, dan lebih seringnya kondangan. Begitulah ~~
   Haus ngetrip dan kurang hiburan tapi uang di kantong pas – pasan membuatku harus memutar otak agar penantian penempatan ini tak membuatku gila duluan. Naik gunung pun batal tereksekusi karena cuaca buruk, perjalanan jauh uang tak ada, ke objek wisata terdekat sudah pernah semua. Jadilah objek hiburan utama drama Korea dan ngganguin Edgard di rumah, dan sesekali jogging keliling Grabag sampe hidung mbeler plus nafas tersengal – sengal kecapekan.  Trek jogging sepanjang jalan tak pernah membosankan, pemandangan gunung sesawahan pun dengan mudah kutemukan. Sekali dua kali tiap weekend aku juga menyempatkan diri berburu sunset dari tepian jalan. Hahaha Kalo kata orang sini mungkin aku “ kurang gawean” alias kurang kerjaan, selo banget sih Nggik sore – sore ngeliat – liat sunset di tepi jalan. Ndak papa dikatain kurang kerjaan, yang penting foto sunset yang akhirnya kudapat lumayan untuk ukuran sunset gratisan.






Lumayan kan sambil nunggu penempatan, sore – sore di kala weekend dapet pemandangan sunset gratisan yang menyenangkan untuk dilihat walaupun ga bagus bagus amat.


 Cuma butuh motoran agak jauhan pemandangan ndeso yang breathtaking bisa didapat. Ndak papa keliatannya kurang kerjaan, berburu sunset ga harus melulu ke tempat wisata yang mahal nun jauh kan?
Enjoy your sunset and keep waiting for “penempatan” hihihi

Sunset hunter,
Anggi Restiana Dewi

Danau T€man Hidup


   Namanya Danau Taman Hidup, tapi aku sengaja menyebutnya Danau Teman Hidup. Menemukan danau ini butuh berhari hari perjalanan dan camp, bukannya lebay tapi begitulah adanya. Konon katanya danau ini indah saat tak berselimut kabut seperti saat kami datangi. Di tempat ini rusa, monyet dan berbagai jenis binatang sering datang untuk minum, tapi tak kami temui sesuai harap Hanya suara monyet monyet berkelahi yang tak kami temui wujudnya di sana, kabut pun mulai turun ketika kami sampai. Sudah hampir enam bulan lamanya kaki ini tak menempuh perjalanan jauh berjalan mendaki dan gembira saat tiba waktunya masak bersama dan makan. Sudah sekian waktu lamanya sejak pendakian Argopuro berlalu, belum ada perjalanan yang benar – benar jauh setelah itu. Ingat kala itu, spot di Danau Teman Hidup adalah saksi praktik teori survival yang diajarkan kala diklat kami praktekkan dengan sukses, berbekal  remah – remah bahan sisa tepung dan bumbu yang ada kami berusaha membuat cilok (awalnya) dan gagal. Jadilah kami makan adonan tepung goreng tak karuan yang dicocol sambal kacang. Hahaha





selfie pake tripod biar gaul



   Rindu rasanya mengenang perjalanan yang sudah berlalu sekejap mata. Rindu rasanya berhari hari tak mandi karena keluar masuk hutan dan gunung. Rindu rasanya meninggalkan hiruk pikuk kehidupan dan menghilang sementara waktu. Rindu rasanya dengan senang hati menyusahkan diri menggendong beban berkilo kilogram beratnya, melangkah berkilo kilometer jauhnya, menghirup debu atau menggigil kedinginan di tenda, engsel bergeser pasca turun berlari. Rindu teriakan bahagia sampai tepi danau, foto kacau dan cemilan tepung goreng ala kadaarnya. Aku rindu semuanya.
Danau Taman Hidup, kapan lagi kita ke sana?

Anggi

Happy 3rd Anniversary STAPALA 2012


   Halo 2012, tiga tahun sudah waktu berlalu meninggalkanmu. Rasanya baru kemarin aku mengalami banyak peristiwa sepanjang 365 harimu di hidupku, rasanya baru kemarin aku menggigil kedinginan di malam hari diklat di Kencana Luhur, rasanya baru kemarin bau belerang Kawah Ratu menyengat hidung di sela – sela pelantikan STAPALA 2012. Tepat tiga tahun yang lalu, 22 April 2012 kami ber 36 dilantik menjadi anggota baru organisasi pecinta alam kampus yang namanya STAPALA. Tahun 2013 kami ikut ke pelantikan anggota baru selanjutnya, dua tahun lalu 2014 kami hanya bertujuh di posko merayakan ulangtahun angkatan dengan tumpengan, dan hari ini ketiga tahunnya angkatan ini ada tak ada perayaan yang berarti, lokasi kami sudah berbeda beda, tersebar dari Sabang sampai Merauke sana. Benar kata senior ya, waktu berkumpul lengkap memang waktu pelantikan, lain waktu bisa lengkap tak yakin kapan. Angkatan 2012 ini memang beragam jenis anggotanya, dari yang termuda D1, ada D3, D3 khusus, D4 juga ada, satu persatu sudah berkeluarga dan berbeda lagi pola hidupnya dari jaman mahasiswa, angkatan gado – gado beginilah adanya. Dibilang ga kompak ya emang iya, dibilang kompak tapi emang ga kompak kompak amat. Apapun lah itu semoga kita jadi lebih baik ya sods.

tumpengan dua tahunan anniv

ini waktu diklat lapangan, 23 Maret 2012

Pelantikan di Kawah Ratu, 22 April 2012 :D

2013



“Ketika tangan tak bisa menjabat
dan kata – kata candaan tak bisa terucap untuk membuat suasana hangat,
aku hanya ingin berdoa untuk kita menjadi lebih solid dan hebat.”

I miss you but I hate you STAPALA 2012 *hahaha*
See you in another better life journey J

With love,
Bangsal 975/SPA/2012

Selasa, 21 April 2015

Kapan kawin?

   “ Kapan kawin? Atau kapan nikah?” pertanyaan yang seringkali mulai akrab di telinga, ditambah teman seumuran mulai mengakhiri masa lajangnya, kesendirianku ini agaknya dipandang semacam sebuah dosa oleh sebagian orang. Atau mungkin aib,umur 23 kok belum nikah. Tergelitik dengan kalimat itu lagi – lagi postinganku mungkin agak berbau curhat dan yang dibahas tentang jodoh, bukan karena galau sebenarnya. Fase galauku sudah lewat tiga tahun lalu hahaha. Melewati masa kuliah, transisi dari dunia pengangguran dan masuk dunia kerja, galau galau bukan hal yang masuk dalam daftar. Fase kehidupanku sudah memasuki tahap “ mending tidur daripada galau” membuat kehidupanku lebih tenang. Dan mending nyicil belajar bahasa biar cepet ke kampus impian *beberapa taun ke depan* hahaha
   Bicara soal jodoh, kebanyakan orang biasanya bilang jodoh itu di tangan Tuhan, bisa dibenarkan tapi tidak sepenuhnya. Jodoh itu tetap diusahakan, entah dengan cara apa kita berusaha, mustahil tiba – tiba jodoh datang tanpa diundang, pasti ada sebuah kejadian yang membuatnya datang karena usaha kita. Ada yang usaha dengan pacaran dan akhirnya menikah, ada yang pacaran putus eh nikahnya sama temen atau tetangga, ada yang dijodohkan orangtua, ada yang taaruf, ada yang ga sengaja tabrakan di jalan, kenalan dan akhirnya kawin, ada yang menikah dengan teman seperjalanan, ada yang menolak dijodohkan dan akhirnya menemukan jodoh sealiran, ada yang masih nyaman sendirian tiba – tiba ketemu jodoh di perjalanan dan banyak hal lain yang mempertemukan jodoh dengan media yang entah kita sadari atau tidak itu merupakan bagian dari usaha. Ya memang jatahnya manusia berusaha, yang menentukan akhirnya kan yang di atas juga.

kapan kawin? Kapan kapaaan ~~


   Kondangan yang dulu tabu untukku, sekarang sudah semacam rutinitas, mengingat satu persatu teman sudah melepas masa lajang. Aku sih seneng – seneng aja kondangan, dandan cantik, foto – foto, mini reuni di nikahan temen itu udah bikin  seneng. Yang bikin capek itu setiap ada celetukan atau pertanyaan “ Kapan kawin?” yang entah nanya beneran atau sekedar nyindir status. Apapun jawabannya pasti salah sih, mending dijawab “doain aja” kelar deh perkara. Hahaha. Sebenernya kawin ga kawin kan itu hak tiap orang sih, dan kesiapan tiap orang berbeda. Ada yang nikah muda karena memang siap lahir batin, ada yang nikah karena emang ga tau lagi mau ngapain setelah kerja, ada yang nikahnya agak telat karena nunggu ketemu jodoh yang tepat, ada yang belum nikah karena merasa memang belum siap dan pantas, ada yang jomblo tapi dijodohin gak mau dan pengennya cari sendiri. Ya namanya orang emang beda – beda ya, diburu – buru cepet kawin cuma karena temen – temennya udah banyak yang ke pelaminan itu ga baik buat kesehatan mental lho, untungnya orangtua mah selow. Kehidupan rumah tangga setelah acara hajatan perkawinan selesai justru lebih perlu diperhatikan, cuma bergidik ngeri aja kalo takburu – buru nikah eh baru seumur jagung cerai * amit amit dah*.  Masih banyak pr dan agenda yang harus dikerjakan untukku sebagai anak pertama, daripada mikirin nikah muda nyekolahin adek dan bantuin orangtua masih dalam agenda utama, di samping travelling tentunya. Ga mau rugi dong, mumpung masih sendiri, mumpung masih bisa pergi – pergi dan belum ada yang nggondeli manfaatin waktumu. *kata mas sepupu*
   Ada pepatah yang bilang “ 20 years from now you will regret more for  the things you didn’t do.” Iyasih kalo nambah penyesalan hidup ga bakalan tenang, umur 23 sepertinya belum tepat, mungkin 3 atau 4 taun lagi. Who knows? Karena masih pengen produktif dan nabung demi masa depan, daripada keburu – buru nikah cuma karena temen – temen udah pada nikah, mending tak introspeksi diri dulu, rajin ibadah, belajar lagi, ngetrip lagi, travelling selagi ada waktu dan duit sebelum diikat status yang serius. Work hard, play hard, learn more and earn more. Happy living and keep travelling



Cheers,
Anggi

Rabu, 15 April 2015

Surat Cinta untuk Fita

Hai Fita, apa kabarmu di alam sana?
Sudahkah kamu tenang setelah meninggalkan dunia?
Semoga tempat terbaik telah kaudapat di sisi- Nya
Surat ini memang tak akan pernah sampai dan terbaca olehmu yang jauh di sana
Aku hanya ingin mengingatmu dalam tulisan yang sederhana
Sudah sebelas tahun berlalu semenjak kau tiada
Hidup orang di sekitarmu terus berjalan
Rasanya baru kemarin aku mengenalmu, belajar dan berbincang tentang banyak hal

Kita bertemu di usia yang masih muda
kanak - kanak yang masih senang bermain dengan ceria
Aku yang berisik dan cerewet, dan kau yang pendiam dengan senyummu yang khas
Kita berada di kelas yang sama selama enam tahun lamanya
Kau tau semua cerita hidupku yang amat gembira, terpuruk, bangkit dan kembali ceria
Kau juga yang tak bosan mengajakku puasa Senin Kamis dan mengingatkanku tentang besar pahala bila mengerjakannya

Senyum ramah dan ekspresi wajah sumringahmu masih sangat kuingat
Hidupku yang seperti sinetron pun kausaksikan dengan cermat
Dalam salah satu bagian terburukku saat teman sekelas berlaku tak terpuji kau dengan senang hati membantuku memunguti barang - barangku yang berceceran di lantai dengan senyum hangat
Menenangkanku dan mengatakan akan ada pembalasan untuk hal jahat yang mereka perbuat
Aku tersenyum sambil menangis setiap kali teringat

Gadis manis yang setia memakai jepit rambut ungu itu telah pergi menghadapNya
Di usia yang masih belia, waktu smp tahun pertama
Di bulan Ramadhan kala itu yang seharusnya penuh gembira berubah duka
Untuk teman yang kini tak lagi bisa kujumpa
Semoga amal ibadah yang akan membawa kita di pertemuan selanjutnya

 tertanda,
Anggi Restiana




Kamis, 09 April 2015

My Very Free Time

   Having too many workload to do? You run out of time. Having no work to do? The time feels too long to get through and making yourself confused of the daily activities to do. The second one is my current condition nowadays. I'm in the Internal Inspection section of this office. Guess what? Almost no duty to do, almost all time free, almost going crazy for not knowing what to do. I've been in this section since the middle of February ahaha. But, having too many free time will be a waste if I dont use it wisely. Luckily I still have my duolingo daily exercise which makes me busy learning Germany and Turkish during this free time. I only take few sections for each day. I can't do the whole exercise in one day streak, and I dont want it. Easily get bored is my thing, that's why I write down the things I'll do for the next day. I learn the duolingo for several sections, get bored and browse for the topic I've written at night. Browsing, sitting in the desk for the whole day, I seriously cant do that. Prefer to take a walk to another section, talk to this and that pals, gossiping, or just taking a walk around this office after finish the learning.



   People say time is money, but not always. Having too much time freely doing nothing will lead you nowhere to improve. Having overwork also isn't good. What I need is balance both the working time and my free time. So this is it, my very free time during the waiting for work placement to come. Will it be this month? Or next month? I don't know. Just wait, make the very free time to be useful and prepare for the surprise ~

In waiting,
Anggi Restiana

Selasa, 07 April 2015

Friendzone

The suckest relationship ever, it is..
The line between friendship and such relationship becomes blurred
When you're in the zone, its quite confusing
Being too close as If it were serious and compromising, but the reality after that is the opposite
Having too many sharing moments and doing many activities together may lead you to this misunderstanding..
One thinks it's just that we are good friends and being great together, but one may thinks it's more..
Sometimes we are unaware of creating this atmosphere, but it can't be helped
Most of comforting things come from a friend which we are unaware it will rise some sort of feeling

Been there done that
The feeling was great back then, but the thing after being left? Not so..
It could ruin the whole friendship, like mine.
I'm fixing it my own, for a peaceful heart of course

Senin, 06 April 2015

Suroloyo, one fine day July 2014

Suroloyo when it's sunny





Punakawan statue in the parking lot
    Suroloyo hill, the highest part of Menoreh hills located in the border of Magelang and Kulonprogo has an outstanding view during dry season. Having high position in 1.100 meters above the sea, we could see the view of Borobudur from Suroloyo. It's also known as the intersection of the mountains surround Magelang, like Merbabu, Sindoro, Sumbing, and Merapi. It was July 2014 when I went there with these 4 Ikmm pals, and the weather wasn't in stable condition. It changes from sunny to rainy day. Entering this Suroloyo hill, there's no fee we should pay for the ticket, only for the parking fee IDR 2k for motorcycle and 5k for car. There's no public transportation to geth there, so prepare your own ride. It would be nice If we were able to camp there. One visit is never enough actually since the view will be greater if the weather's nice.









Hope to go there again,


Cheers,
Anggi 

my silhouette in cloudy afternoon

Serba Salah Jadi Alumni STAN, Pegawai Pajak

   Jadi pegawai pajak? Bukan cita – cita tapi adalah realita yang sekarang kualami. Setelah kuliah di kampus yang sering dikaitkan sama alumni yang terjerat kasus pajak dan mendadak makin tenar, setiap mahasiswa yang kuliah di sana selalu dikaitkan dengan skandal kasusnya bang Gayus. Yakali satu almamater isinya orang korup semua, mikir bro mikir. Di tempat isinya orang jahat aja pasti ada yang jiwanya masih manusiawi dikit, apalagi ini kampus yang masuknya aja saingannya ratusan rebu dan susah dan di sini banyak anak alim dan cupu ketimbang yang freestyle nya kok. Keterima udah alhamdulillah. Ya kalo ada yang menyimpang anggep aja dia cuma kutu yang nyemplung di karung beras. Gitu..
   Kuliah tiga tahun dan setiap semester terancam DO itu serba salah, apalagi kuliahnya dibayarin pake duit negara. Wih, kalo ada apa dikit orang nyinyir seenak udelnya. Apalagi kasus nyangkut alumni kampus tercinta, “ Wah, anak STAN ya sekolahannya gayus. Ntar pasti kaya gayus.” Gila sok tau bener ya orang kalo komentar. Semenjak jadi mahasiswa dan tinggal di Bintaro sana, ke-serbasalahan tak henti – henti datang. Jadi anak baik – baik dan rajin belajar dibilang cupu, jadi yang ga merhatiin pelajaran di kelas dibilang ga tau diri kuliah gratis. Apalagi yang kerjanya dateng, duduk, tidur, pulang kosan, maen, dibilang kurang ajar. Tapi ya gitu, kuliah di STAN pasti ada aja serba salahnya. Kadang dateng kuliah kepagian dibilang sok rajin, eh taunya kuliah dibatalin. Duh sakiit hahahah



Jadi anak STAN itu serba salah, cinlok sama anak STAN dibilang selera rendah. Ga dapet – dapet pasangan dibilang kalah saing, dibilang kebanyakan milih. Deket sama anak kelas dibilang ngerebut pacar orang, ga deket sama siapa – siapa dibilang kelainan. Cowok jomblo terus dikira homo, kalo cewek jomblo dibilang payah pemilih dan sok jual mahal. Yang jomblo iri sama yang punya pacar, yang punya pacar pengen jomblo, gitu aja sampe lulus. Setelah lulus banyakan cinlok kawin sama sesama STAN dibilang biar penempatan bareng, ga kawin – kawin ditanyain mulu kapan kawin. Keseringan dateng kondangan dibilang berburu buket kembang biar cepet kawin, ga dateng kondangan dikira sombong. Aduh dilemanya anak STAN banyak. Apalagi gue hahaha, Semua akan kawin pada waktunya, yang penting usaha  ~
   Lulus kuliah ga langsung diurus negara dan kerja juga ada serba salahnya. Tinggal di rumah sekian bulan nganggur capek ditanya – tanya, kapan kerja, kapan penempatan. Kan panas juga ini kuping, ya mana gue tau -___- Untungnya sih ga stress amat karena dapet kerja sementara di Jakarta, jadi warga pengguna commuter sekian bulan lamanya. Sekian bulan penantian, mau kerja masih pake dites juga, serba – salah jadi alumni STAN, sabar aja aing mah.
   Jadi anak baru di dunia kerja juga ada serba salahnya, di kalangan internal juga ada aja salahnya. Maklum sih apalagi anak magang, pasti apa apa salah. Hahaha Pake baju necis dikit dibilang centil sok kecakepan, dibilang kemodisan, iya sih gue modis *digaplok*. Pake baju yang biasa aja, ga usah gaul gaul, gak bisa. Emang jadi pe en es bajunya harus keliatan kusut dan ga menarik gitu ya? Kan ada pepatah jawa bilang “ Ajining raga saka busana” yang artinya penampilan itu menentukan kepribadian juga, ya masa udah dunia kerja ga mau berpenampilan rapi sih dan gitu gitu aja.

   Kerja di pajak, bersinggungan sama masyarakat, yang bagian pelayanan apalagi, sering ada nggak enaknya kalo kejadian aneh – aneh menimpa. Ditambah baru – baru ini berita kenaikan gaji pegawai pajak yang rame di berita, wih pegawai pajak kaya mendadak. Kaya mendadak mbahmu! Itu kan cuma secuil yang di blow up kenaikannya, tapi ga dibahas tuntas yang penting publik tau kenaikan gaji pegawai pajak fantastis. PEGAWAI PAJAK KAYA MENDADAK? Ini udah April, mana nih gue belum kaya juga? HAHAHA Ngakak ngakak pedih sih baca berita semacam itu. Kita mah sabar aja, selama belum ada saldo di rekening ga bakal percaya sama gituan.
 Entah kenapa setiap ada berita terkait pajak, pegawainya lah, kinerjanya lah, apapun selalu terasa menyudutkan. Kami mah apa atuh, cuma pegawai yang kerja demi penerimaan negara tapi perhatian yang kami dapat tak sebanding dengan beban kerja dan target ini itunya ngeri bok.  Begini dikit dilarang, gitu dilarang, banyak yang akhirnya lepas kerja ini demi ketenangan batin. Yang penting mah kerja sesuai kemampuan, udah gitu aja yang penting di jalan yang bener, sisanya pasrahin sama yang di atas. Namanya juga hidup ye, serba salah udah biasa. Apalagi alumni STAN dan kerjanya di pajak, rasakno.


Sabaro wae ya, keep calm and keep kejar setoran ~~ 

Cheers,
A.R.D

Outdoor and the Equipments


    Speaking of the outdoor activities I’ve done before, when I was in my college life spending the money on a trip for buying the outdoor equipment was rarely be done. I’d rather borrow than buying cheap equips.  For the training to be STAPALA member, I got carrier borrowed from senior, so do the other equipments. Up until I became STAPALA member seniors told me not to buy outdoor equipment if it’s the low quality ones. Better to borrow from “posko”, other members in our organization or even the seniors. They would give permission for their belonging to be used. Ah, I really grateful being part of this familyhood. Starting from carrier, trekking shoes, sleeping bag, cooking tools, tent, even jacket I could easily get those items borrowed. A really useful way for a college student like me. Just remember and do the same thing for your junior later. This time you may be the one who borrow from your senior, but later on you’re the senior who give your belongings being borrowed by junior. That’s how our case works. The same thing works for the money too, but I rarely choose this way.
   Pushing back the carrier buying three years ago and I regret it more as the price getting higher day by day, and the money slipped away from my hands. Haaha how sad, even after working in somewhere place and earn enough money, I prefer to spend it for another use and then the chance to buy the Deuter carrier has gone ~ But, this year is my lucky time to finally get this baby bought in Outdoor fest 2015. Thanks for Cynthia who’s willing to go there heheh. One more item’s secured. It will be very useful after this. As the time goes by, I’m no longer college student who’s freely to go wherever I want. I have time limit entering this working life. It’s no use If you have equipments but never use it. Before my work placement which I don’t know when, securing this carrier is one step ahead than not having any. It can be useful for my training, going to my new workplace later and backpacking wherever since my luggage is broken (I prefer backpack actually).
   Planning on doing my solo backpacking once I move to a new place is quite thrilling for myself hahaha. I’ve prepared my passport since last year, wait for the full income then I’m gonna go there~ I don’t care If people keep bullying me for staying single, I just wanna travel ~~ And the list of equipments will be completed in my next stop are these things :






         - Carrier + coverbag ( done)
-        Daypack, already have
-           Trekking sandals, done
-          Sleeping bag, done
-          Trekking shoes
-          Windbreaker jacket
-          Trangia
-          Tramontina and multiuse knife
-          Tent, the last thing to buy


Wait for the announcement and get ready to move to a new place ~~
I’m coming ,

Anggi Restiana Dewi