Sabtu, 14 Mei 2016

Memandang Ambarawa dari ketinggian Eling Bening

   Liburan identik dengan jalanan macet, tempat wisata yang penuh dan suasana terlewat ramai di berbagai tempat. Sebagai seorang perantau yang sedang pulang kampung, tidur rasanya lebih menarik daripada harus bersesak sesak pergi ke tempat - tempat yang membludak tersebut. Tapi janjia bertemu teman lama menyeretku mengunjungi salah satu dari tempat ramai yang tumpah ruah pengunjung ketika liburan tiba.
         IMG_20160507_121124
   
 Bermodalkan GPS yang membuat kami nyasar, aku dan Balqis akhirnya lebih mengandalkan bertanya ke penduduk sekitar. Eling Bening, sebuah tempat makan yang menjual view Ambarawa dari ketinggian ini memang baru buka dua bulan lali, tapi daya tariknya mampu membuat pengunjung rela bersesak ria untuk mendapatkan foto hits kekinian.

IMG_20160507_121037
IMG_20160507_121034
   
 Dari segi lokasi, tempat wisata ini tak terlalu susah diakses, tetapi ketiadaan plang penunjuk jalan mempersulit pengunjung yang ingin datang. Dari segi harga dan kualitas makanan, tempat ini tak terlalu recommended menurutku. Rasa makanan yang ditawarkan tak sesuai dengan harganya yang bisa terbilang mahal, bahkan untuk masuk ke tempat ini pengunjung dikenakan karcis layaknya menuju tempat wisata yang cukup lumayan. Semoga pembangunannya segera selesai dan kualitasnya semakin diperbaiki, terutama menu makanannya.

IMG_20160507_111954  salah satu menu yang tersedia

   Untuk view yang ditawarkan, Eling Bening memang juara. Pemandangan persawahan dan pepohonan hijau kawasan Ambarawa terlihat jelas dari ketinggian lokasi wisata ini. Pantas saja pengunjung membludak ingin berfoto. Meskipun harus berpanas panas pengunjung lokasi wisata ini bisa berfoto di berbagai spot yang disediakan. Tak terkecuali aku dan Balqis, kami ikut serta dalam barisan para pemburu foto hits. Biar kekinian :"

P_20160507_115722_BF
P_20160507_120028

Hello from the height of Ambarawa :D
Cheers,
Anggi Restiana

Kamis, 12 Mei 2016

Gumuk Pasir Parangkesumo, gurun pasir di tengah negara tropis

   Halo Jogjakarta, setelah sekian lama tak bersua aku berkesempatan untuk kembali ke kota ini lagi untuk transit sebelum kembali ke kaki gunung Andong yang jadi kampung halaman. Pagi yang mulai menghangat di Solo mengantarkanku ke stasiun untuk antri membeli tiket kereta Pramex yang akan membawaku ke Jogja. Naik becak kayuh yang cukup menguras tenaga si bapak becak, berterimakasih, membayar dan tersenyum aku masuk ke stasiun. Antrian di stasiun cukup lumayan, maklum untuk warga Jogja Solo mobilitas menggunakan kereta adalah kebutuhan.
Dengan tiket seharga 8ribu rupiah dan kenalan kenalan baru perjalananku ke Jogja dimulai. Tiba di stasiun Tugu kala panas menyengat dan seharian hanya keluar keliling kota. Perjalanan ke Gumuk Pasir dimundurkan ke hari berikutnya karena seharian cuaca Jogja hujan panas tak karuan.
Naik motor sepagi mungkin (rencananya), tapi akhirnya berangkat setelah matahari mulai meninggi. Boncengan dengan Disti, host Couchsurfingku di Jogja yang akrabnya sudah seperti sahabat lama bermodalkan GPS kami menuju gumuk pasir Parangkusumo. Adventure girls aren't afraid to burn the skin, let's be exotic! haha

DSC_3150

Gumuk pasir yang panas dan silau dipandang mata dari jauh tak menghalangi kegembiraan kami untuk berjalan di area tersebut. Gurun pasir mini ini ada di daerah tropis, lumayan tak perlu jauh jauh ke gurun Sahara untuk melihat hamparan pasir luas ini. Walaupun luasnya tak seberapa dibanding gurun yang sebenarnya lumayanlah untuk ukuran negara tropis ada gurun kecil semacam ini.

IMG_20160504_134353

Di areal gumuk terdapat rerimbunan pohon yang bisa digunakan berteduh setelah panas panasan berfoto, ada hammock yang bisa digunakan bersantai. Matahari semakin tinggi, setelah berpanas di area gumuk, sebutir kelapa muda bisa meredakan dahaga dan mendinginkan kepala. Foto kelar, perut kembung , tapi hati riang gembira.

IMG_20160504_120504     IMG_20160504_125101

Terimakasih Disti, terimakasih Jogja
Cheers,
Anggi Restiana

Rabu, 11 Mei 2016

    Setelah meninggalkan Nganjuk dan beranjak menuju Solo dengan kereta eksekutif ( yang baru pertama kunaiki) liburan baru benar - benar dimulai. Tas punggung yang kian berat berisikan cucian kotor dan serba serbi pakaian untuk kondangan tak menghalangi niatku untuk mampir mampir ke kota yang kulewati sebelum pulang ke rumah. Dua kota yang terkenal sebagai kota budaya, Solo dan Jogja adalah kota yang kusinggahi sebelum kembali ke tanah kelahiran, Magelang. Seusai kondangan yang menguras tenaga dan pikiran (mulai kepikiran), mampir di Solo dan ada tempat berteduh untuk dua malam adalah hal yang menyenangkan. Aku dan Arum check out dari hotel pukul 2 siang, melanjutkan perjalanan kami jajan di sekitaran kota Nganjuk sampai perut nyaris meledak karena kekenyangan dan kengerian setengah seru karena naik becak yang luar biasa dengan beraninya melawan arah. Sereem wak!

IMG_20160501_145945_1
    Bersama kereta Sancaka sore yang membawa kami meninggalkan Nganjuk, kantuk mulai datang. Pasang headset (yang harganya lima ribuan) masing masing sambil merem merem mendengarkan lagu yang terngiang di telinga, kami tertidur pulas hingga perjalanan nyaris mencapai Solo kota.
 IMG_20160501_204047

Menginap di rumah Arum yang ada di pusat kota memang menyenangkan, dekat mau ke mana - mana. Tambah suasana kota yang tak terlalu macet membuat perjalanan kami lebih efisien ( karena naik motor sih, jadi gampang terobos jalan kemana mana). Solo one day trip dimulai dari Keraton Surakarta yang cuma tinggal ngesot dari blok rumah Arum. Pepohonan rimbun di cuaca Solo yang mulai memanas setidaknya menyelamatkan kami para pengunjung dari sengat matahari yang menyengat. Selamat datang di Solo! Lelah berjalan keliling keraton kami jajan es ronde dan es dawet di seberang jalannya. Terharu lah makan di Solo murah - murah, unlike Balikpapan.

IMG_20160502_095552 benda bersejarah di Keraton Surakarta yang tetap dijaga kelestarianya
  IMG_20160502_095609IMG_20160502_094441
serba serbi benda unik di keraton Surakarta

IMG_20160502_095753 IMG_20160502_102508 IMG_20160502_102229

berfoto bersama bapak bapak pagar betis nya keraton :D

IMG_20160502_100601_1

kalau yang ini tuan rumah selama di Solo

IMG_20160502_130027 IMG_20160502_131324   taman Balekambang Solo, tempat sering digelar pagelaran maupun untuk bersantai warganya

  Dari pojok ke pojok, kami pindah tujuan ke Taman Balekambang. Taman ini rindang, cocok untuk sekedar jalan - jalan bareng keluarga, pacaran atau sekedar numpang ngadem. Sayang waktu kami ke sana sedang tak ada acara yang diadakan di Taman Balekambang. Jajan di warung dekat pintu masuk dan memilih spot duduk untuk menyantap jajanan. Baru sekian menit duduk di bangku taman, kami sadar di sebelah bangku kami kotoran burung bertebaran. Oh man, pindah tempat duduk dan kejadian yang lain pun menghebohkan. Lagi asik ngobrol tiba tiba seekor rusa bertanduk mengendusku dari samping. Kaget minta ampun hahaha. Ada ada saja.

IMG_20160502_201140_1
   
 Kota Solo di siang hari panas minta ampun, mau tak mau kami balik ke rumah Arum untuk istirahat dulu sebelum malam ngemall dan jadi anak gaul Solo, jajan jajan yey!
Solo one day trip done, siap siap istirahat untuk ke kota sebelahnya, Jogjakarta!
Cheers,
Anggi

Minggu, 08 Mei 2016

Nganjuk, today's wedding trip story

   Nganjuk, sebuah kota kecil yang berjarak tempuh tiga jam dari ibukota Jawa Timur, Surabaya adalah lokasi pernikahan rekan kerja yang dipilih untuk diadakannya acara. Kami beramai ramai rombongan dari Balikpapan terbang dan menuju jalan darat agar bisa hadir di waktu yang tepat. Terbagi dari beberapa rombongan yang datang, kami tiba dan menginap di tempat yang sama di Nganjuk sana.

IMG-20160502-WA0010
   
Terjebak dalan drama tak bawa alat mandi karena terlalu 'njagakke' adanya mini market akhirnya kami dapat alat mandi sesuai kebutuhan. Malam yang tak terlalu nyenyak untuk tidur tapi kelelahan membuat kami tertidur walaupun tak terlalu cepat.

IMG-20160502-WA0016
   
Tanggal 1 Mei, aku, Arum dan Anis yang siap tak terlalu pagi harus rela ketinggalan acara akad. Tak apalah yang penting resepsi kami bisa hadir dan meramaikan acara. Pukul sepuluh, berpuluh puluh manusia yang mulai berpeluh tampak berebut berdiri di depan AC split dengan riuh. Tak terkecuali aku. Acara pernikahan tak terlampau padat untungnya, jadi kami khidmat mengikuti acara. Sambutan dari keluarga, puisi mempelai wanita yang berurai air mata, drama flasmob yang nyaris kami tak hapal gerakannya, suaraku menyumbangkan lagu dan missed di beberapa not serta keriuhan tamu undangan yang datang dari korps sebelah cukup membuat hari ini riang. Ya siapa yang tau kamu bertemu cinta lama, atau dia yang sebentar lagi akan melepas masa lajang dan membiarkanmu tahu di tengah obrolan penuh canda mu di siang itu.

IMG-20160501-WA0025
   At least everything is fine today. Oliv dan Sigra menikah, aku nyanyi walaupun sember, yang lama tak jumpa berkesempatan mini reuni dan geng Balikpapan akhirnya harus terpisah dan back on board. Separuhnya pergi duluan kembali ke perantauan sementara sebagian masih naik becak kembali ke hotel berkemas dan siap menuju Jawa bagian tengah.
Happy wedding dear, happy meeting again with old people guys, happily finding your Mr.  Destiny when it's destined.
See you again in another wedding trip,
Still alone but not lonely,
Anggi