Sabtu, 29 Agustus 2015

DTU Baper in Buperta is officially over

DTU angkatan 4 tahun 2015!
   DTU atau yang kepanjangannnya Diklat Teknis Umum adalah satu dari sekian diklat yang  wajib dijalani para CCCCCPNS Pajak.Diklat ini menjadi semacam momok bagi sebagian kami, ya karena aktivitas fisik selama 10 hari di bawah tekanan Kopassus dan kami akan meninggalkan diklat dengan wujud buruk rupa alias gosong. Di saat banyak yang mengeluh, diklat ini adalah diklat yang sangat disambut riang gembira bagi kami yang penempatan di luar Jawa (anak luar Jawa banget nih). Buatku DTU ini bakalan lebih seru daripada DTSD (diklat setelahnya) yang bakalan menghabiskan banyak waktu untuk belajar di kelas melulu. Outdoor activity like DTU gotta be fun to me!
   Setelah pengumuman yang mendadak dan surat tugas yang kecret - kecret belum selesai diurus, aku berangkat ke Jakarta bareng Oliv dan Ismul dengan kondisi telinga sehat setelah diobati. Dan sampai Jakarta masih sehat, sepanjang perjalanan aku menutup telinga dan mulut tak hentinya komat - kamit. Biarin dikira stress, yang penting telinga sehat. Sampailah aku di ibukota setelah dua jam menahan kantuk dan amazed melihat pemandangan sunset di atas awan :" Sayang hape rusak, tak bisalah aku mengambil gambar, sediih. Datang ke Jakarta, walaupun hanya untuk sekian bulan rasanya sangat bahagia kembali di kota yang banyak masalah dan cerita.
  
Rabu, 19 Agustus 2015
Berangkat dari kos DTSD ke Buperta dan sampai sebelum matahari terbit di Jakarta adalah hal yang melegakan. Mending nunggu daripada ditunggu kan? :D Bertemu di tempat seperti ini, melihat cowok - cowok digunduli semacam teringat masa muda waktu masih maba, kesempatan reuni ini lumayan bikin baper. Eaaaak. Dan setelah menunggu berjam - jam, tempat kumpul kami bukan di spot tempat kami menunggu, mau ga mau jalan jauh ke pendopo Kempa 2. Masih ada waktu sampai malam untuk gegoleran di tenda dan leha - leha sebelum upacara pembukaan. 
Upacara pembukaan kena bully karena bilang sakit telinga, duh pak beneran ini dikira boongan T.T. Setelah makan, kami jalan malam, dilanjutkan dengan acara tidur di hotel berbintang (baca lapangan rumput dan beratap langit penuh bintang) . Terlalu excited dengan diklat ini aku selalu berteriak penuh semangat xD Termasuk waktu tidur di lapangan malam pertama ini dan dapat jatah ronda malam bergantian. Serem serem menantang Buperta ini.

Kamis, 20 Agustus 2015
Ada larangan tersendiri di Buperta ini, kami dilarang pergi kemanapun sendirian, karena sudah banyak kejadian sebelumnya waktu senior kami ada kasus kesurupan dan semacamnya. Badluck Anggi, terbangun waktu jatah ronda dan mendapati bibir jontor kanan kiri dan jadilah aku seharian kena bully. Perut kembung, bibir bengkak, masih juga dibahas anak gunung bisa alergi dingin hahha. Kegiatan hari ini adalah masuk gorong - gorong yang penuh lumpur dan bau t@!  ga nahan gatelnya doang sih sebenernya, sambil ketawa jalan ngelihat ekspresi temen - temen kocaknya xD Setelah di gorong kami dicelup ke danau supaya agak bersih. Duh bang, adek kotor dan bau kali ini. Masuk ke danau dengan riang gembira dan perasaan baper tingkat dewa karena papasan dengan barisan siswa *duh*
Materi hari ini lumayan lah intinya berani kotor itu bagus, dan kaki mulai mengeriput setelah ini. Senat terpilih hari ini, gue gagal dong. Syediih ~ Tidur di hotel berbintangnya geser ke lapangan sebelah karena ada kasus perampokan waktu magrib tadi.

Jumat, 21 Agustus 2015
Hari ini kami diceburkan ke danau lagi, seneng sih tapi ya gitu dibilang ga korsa karena ga menyelam, kupingku weeey kuping ini sakit -__- Seneng sih nyebur danau, papasan sama geng siswa lagi, baper lagi duuh. Akhirnya setelah diluar tenda bisa juga kami mandi karena para siswa Jumatan, mulai hari ini resmi jadi penghuni tenda 20 dengan jadwal ronda terlampir, eaaa. Jam jam ronda dan ngigau karena ngantuk luar biasa. Siang setelah Jumatan materi kami tentang keslap atau kesehatan lapangan lumayan lah buat hiburan, ngetawain temen angkatan yang jadi bahan praktek pelatih iseng hahhaha. Jatah ronda malam dimulai setelah ini, sambil ngeteh, kopi atau jahe dan ngantuk ngantuk, giliran jaga malam berlanjut khidmad.

Sabtu, 22 Agustus 2015
Rutinnya senam jam 4 pagi adalah hal yang otomatis jadi alarm bangun, waktu pembersihan pagi bukanlah hal yang tepat untuk mandi. Jadilah kami para siswa bau cuma mandi sekali sehari dan itupun malam hari. Materi kelas hari ini diisi oleh pelatih senior, Pak Muliamat lumayan seru sih walaupun dipanas - panas di lapangan. Kami diajari materi penghormatan formal dan praktek bergantian hahaha Ga mau banget disuruh akting jadi anak buah, maunya jadi bos xD
Telinga kumat sakit di hari ketiga, berdengung lagi, lapor ke tim medis dan dengan terpaksa makan painkiller lagi. :" Oiya tim medis dan si pelatih wangi ini jadi idola para siswi, lumayan buat hiburan di kala terik mentari dan lautan siswa gundul di lapangan. Gak papa ga sekelas sama yang ganteng, pelatihnya aja yang ganteng hahaha *ganjen*

Minggu, 23 Agustus 2015
Dibawa ke rumah sakit di hari Minggu dan ternyata THT tutup, sedih rasanya -__- cuma dikasih painkiller dan antibiotik, gws ya telinga kiri. Melewatkan materi simulasi gempa dan kembali lagi waktu masak - masak, asik ga asik sih, kebayang aja kalo kebanyakan tangan masak malah berantem adanya, apalagi cewek satu dan lainnya beda style dan taste masakannya. Udahlah namanya dapur darurat bencana, dibikin kreatif aja seadanya. 
Seneng banget hari ini jadi ketua kelas, setelah berapa tahun terakhir kalinya ngerasain jadi ketua kelas, teriak mimpin barisan, uwwwuwuw, tapi bikin kesalahan waktu laporan, yaudah gapapa dimaafkan ya.
Oiya camp kami ini bertetangga dengan rombongan anak pramuka, setelah dedek SD pulang naik truk dadah - dadah ke kami, datanglah gerombolan anak SMP kemah juga, mereka berlalu pergi, sementara kami masih aja di sini hihihi. Terimakasih dek adek karena kalian kami dapat inspirasi bikin yel - yel, kompi 3 asik kompi 3 enak, kompi 3 lemah lembut ~~

Senin, 24 Agustus 2015
Seperti biasa bimbingan fisik pagi siang sore adalah makanan kami, jadi ya biasa aja udah. Menu makanan tiap hari diganti, seharusnya habis sih, tapi toh nggak dicek jadi ya paling kalo menunya lagi ga sesuai lidah cuma habis separuh. Hehehe mohon maap yak ^^v
Oiya hari ini ada materi ceramah dari KPK, ciee berteduh, cie pada rebutan dapet bingkisan hahaha Akusih yang penting neduh aja daripada dijemur, makin menyedihkan ini kulit menghitam. Oiya, DTU ini adalah diklat terbaper untuk beberapa dari kami yang punya special case xD Bahkan nyebut Buperta dengan Baperta saking bapernya, gws ya girls. Semoga segera diberikan kesadaran.

Selasa, 25 Agustus 2015
Hari ini biasa aja, ga ada yang berubah, kegiatan fisik kami masih sama, dijemur di lapangan juga iya. Yang agak bikin beda paling menu makanannya. Oiya, kegiatan favorit selama baris di sini adalah waktu awal bentuk barisan dimana kami selain ketua kelas dan penjuru berlari dari ujung memasuki lapangan gerudukan macam acara Benteng Takeshi, feel the sensation! Seru abis! Berlarian sambil teriak balapan bentuk barisan, we are happy kids!
Oiya materi baris berbaris ini agak agak seruan, lumayan kelas yang tadinya mager ini udah agak kompakan, kompak menyebar fitnah biar kelas tetangga dihukum wkkwk *becanda*
Mood hidup di Buperta udah teratur dan berjalan apa adanya, bimbingan fisik pagi siang malam, biasa, makan cepat biasa, mandi antri rebutan dan lomba lari, sudah biasa. Udah betah aja xD

Rabu, 26 Agustus 2015
Pengen kali ikutan bela diri, tapi kesehatan telinga harus lebih dipentingkan. Aku ke rumah sakit lagi dan kaget setengah mati waktu dikasih liat tagihan T, T mahal banget maaak. 
Oiya kami kedatangan KITSDA kali ini, lumayan lah materi di bawah tenda biru daripada di lapangan melulu. Sekali - kali ~ Oya kata orang kantor pusat SK is my home base, iyasih yang ngendikan lokasinya di Jakarta :"
Dan kami kedatangan pelatih legendaris, Pak Soriton cuma hari ini. Wih harusnya seru nih kalo DTU bareng beliau, sayangnya Samapta lebih menarik dibanding DTU. Dilihat secara kasat mata juga lebih menarik Samapta (curhat karena ga bisa masuk Beacukai), apalagi sebagian besar cowok pajak ini lemah ( tapi gue suka kok (?)).
Siang ini kami makan ditukar - tukar, lari, tiarap, disemprit, makan lagi, lari lagi, but it's so much fun to me. Serius diklat yang dikerasi begini bisa bikin kompak sebenarnya, daripada yang cuma leha leha materi aja xD

Kamis, 27 Agustus 2015
Diajari karate dan ga dipilih itu rasanya sedih T. T pingin banget nampil dan ikut latihan, ah gara - gara kaki pengkor gerakan ga karuan. Yaudahlah terima nasib dijemur jadi barisan PBB, jadi remahan debu di lapangan buperta, aku ndak papa. Baris berbaris di tengah teriknya cuaca, dijemur dan bergelut bersama debu debu rerumputan kering lapangan yang makin tega menyiksa napas kami. Satu persatu pengidap batuk mulai muncul, yahweeee. Digeber latihan baris seharian, diselingi latihan sebentar buat performance kelas, lumayan lah. Oiya hape dan barang titipan dibagikan, sedih sih bukannya seneng. Hape rusak dong ga bisa nyala, pasrah lah bakal cengo. Hari ini kulit makin legam, menyambut malam terakhir tidur di camp. Bakal kangen jaga ronda di depan tenda 20 nih kayanya.
Malam api unggun ini dibuka dengan acara formal, ditambah acara nonformal dengan perform per kelas dan senam se angkatan, yihiii kelar deh acara, lewat tengah malam sih tapi kami riang gembira dan seneng - seneng aja ~
Jumat, 28 Agustus 2015
Hari terakhir di Buperta, baper makin maksimal, apalagi setelah demo baris dan beladiri selesai, upacara penutupan dan kami sudah resmi meninggalkan camp ini. Yang lain pada sibuk sama hpnya, akumah diem aja, hape rusak, cengo aja bisanya. Kalo ada hape kan enak bisa ajak foto siapa aja, hiks sedihnya. Setelah ditutup acara bebas yang mau pulang silahkan, yang masih baper silahkan nunggu habis Jumatan. Foto - foto bareng ini itu, kelas ini dan itu, tapi aku ga foto bareng you know who. Bisa makin baper nanti T__T Ndak siap kalo harus dibully, hape rusak juga sih, akhirnya pura - pura nggak liat dan ngacir pergi. Pengen foto sebenernya ih, tapi muka kaya pantat wajan gini malu ah. Badan makin demam dan batuk tiada henti memaksaku pulang ke kosan. Ditambah keadaan yang tak menentu mending istirahatlah sebelum makin teler.

DTU berakhir,overall telinga masih sakit, kulit wajah dan tangan gosong seperti pantat wajan, dan kondisi badan yang drop tak karuan sukses menambah kebaperan selama di Cibubur. Finally DTU baper in Baperta is officially over. Senang dan sedih rasanya pergi meninggalkan camp yang sudah sepuluh hari menjadi bagian cerita kami. Sampai ketemu di diklat setelah ini :"

Siswa DTU,
Anggi R. Dewi

Selasa, 18 Agustus 2015

Last Trip Before DTU


   Pengumuman diklat dalam hitungan hari yang bisa dibilang mendadak, kaget sih tapi udah biasa. Dikasih pengumuman mendadak dan mepet? Udah biasa, jadi anak STAN mah udah biasa dengan hal berbau ketidakpastian dan mendadak. Jadi pengumuman DTU sempat membuatku agak linglung kelimpungan Jumat malam waktu Indonesia tengah (ciye anak WITA sekarang). Untungnya ada ajakan karaokean di hari Jumat keramat di mana pengumuman DTU keluar dengan semena – mena dalam waktu WIB. Semangat yang lokasinya di penjuru Indonesia raya bagian tengah timur ke utara, semoga tiket pesawat, kepala kantor dan perijinan lancar. Aku tak nyanyi sek ndak edyan~

   Sabtu pagi, sempat males dan cuma gelindang gelinding ke kosan dan akhirnya mau ga mau keluar juga setelah bongkar barang persiapan dan jalan jalan~ Yeaaay! Walaupun sempat dikecewakan karena kunjungan ke vihara harus pending karena tutup dan cafĂ© pantai Melawai yang lokasinya lagi ada hajat Pertamina, kami ke bagian pantai yang lain nonton sunset . Malam ini sebenarnya cukup menyedihkan, karena kondisi hape rusak, kamera dan soundnya rusak, jadilah punya hape bisu tuli yang tak bisa menyala minta diservis dan keliling kota gak bisa dibenerin katanya. Sementara service center tutup karena datang telat </3
   Minggu di kosan meratap dan merenung, that’s not my thing. Walaupun agak kesiangan hari ini berburu perlengkapan DTU karena rasanya bakal mepet kalo belanja di Jakarta yang luas dan macet di banyak tempat bakal menyusahkan diri sendiri nanti. Untungnya di Ramayana ada sepatu diskonan yang menyelamatkan kantong anak diklat, lumayan dua pasang sepatu ga nyampe 200rebu. Sekalian beli perkakas lain, dan pulangnya mampir ke vihara bareng 4 orang lainnya (mbak Resti, Ismul, Icang, Udik) yang nyampe lokasi setelah aku dan Arum. 




This is not Thailand, definitely! Viewnya bagus, lumayan lah lokasi terjangkau, bagus, walaupun rada serem karena ada anjing yang sempat menggigit mbak Resti. Duh mak, takut -__- Pulanglah kami setelah puas foto – foto, siap ke destinasi selanjutnya Senin pagi, last trip before diklat ~
   Hello Monday, hello Independence day! Dirgahayu Indonesia ke 70, walaupun tak naik gunung setidaknya aku naik bukit hari ini. Hai Indonesia, dapet salam dari Bukit Alpha! Akhirnya keturutan juga kami berenam ke sini setelah motoran di tengah teriknya cuaca. Lumayan spot fotonya bagus, walaupun tempat sekitarnya adalah tempat pembuangan akhir dan kudu waspada. 



Menurut kabar yang sering beredar bukit ini mungkin sebentar lagi akan berganti menjadi perumahan, oh God why. Mungkin sebentar lagi keberadaan bukit hijau ini akan segera tergusur oleh rerumputan sintetis dan bukit beton. Semoga itu cuma wacana ya, sayang banget ada spot hijau begini kalo sampe digunduli. Last trip before DTU done, siap packing untuk dua diklat ke depan di Jakarta. Bahagianya diklat, kembali ke Jawa biarpun cuma sementara. See you sooon Jekardaah ~~


Peserta diklat yang girang kembali ke Jawa,

Anggi Restiana 

Jumat, 14 Agustus 2015

Being Happy in a Boring Office Life

 Bekerja dan berpenghasilan adalah hal ideal yang diidamkan dan semestinya dilakukan bagi orang dewasa. Banyak jenis pekerjaan baik yang sesuai dengan jenis kepribadian pekerjanya atau tidak. Pekerjaan yang memungkinkan kita melakukan moving ke banyak tempat menarik dan menyenangkan adalah hal yang sangat kuinginkan tapi tak dapat kulakukan. Karena pekerjaan yang kulakukan sekarang adalah pekerjaan statis dan berkutat di antara dua gedung kompleks ini dan seputar kubikel sempit tempat dudukku. Pekerjaan yang berulang dengan siklus yang sama dan suasana yang begini begini saja adalah pekerjaan yang sangat tidak cocok dengan kepribadianku yang tak bisa diam di satu tempat dalam waktu lama.
   Pekerjaan dan pernikahan, sama sama membutuhkan komitmen. Dalam pernikahan komitmen tinggi dan loyalitas tinggi adalah hal yang wajar dan memang manusiawi untuk dilakukan sepasang manusia. Dalam hal pekerjaan, berkomitmen tinggi dan selalu menjunjung tinggi pekerjaan memang perlu, tapi tak selalu baik untuk dilakukan. Terlalu berpaku pada pekerjaan sampai lupa waktu istirahat, mengesampingkan makan demi pekerjaan yang belum sempurna tuntas, dan menunda waktu pulang demi bisa menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk adalah hal yang tidak sehat untuk terus menerus dilakukan. Kamu bukan robot yang bekerja tiada henti, kamu manusia yang perlu istirahat dan makan. Jangan terlalu mementingkan pekerjaan dan tempatmu bekerja, cintai pekerjaanmu seperlunya dan hiduplah seperti manusia. Seperti kata pepatah 

" Love your job, but don't love your company. You don't know when your company stops loving you"

Damn it's true! Memang benar mencintai pekerjaan adalah hal yang baik, tapi jangan terlalu mencintai tempatmu bekerja karena kau tak tau kapan tempatmu bekerja berhenti mencintaimu. Ketika tiba waktu tak terduga kau sakit, akan ada penggantimu tanpa harus menunggu kembalimu kapan. Bagi Pe en es macam kami, sakit ataupun tidak, negara akan tetap berjalan.
   Porsi dan jam kerja yang normal adalah 5 hari seminggu dan 8 jam kerja setiap harinya. Setelah keluar peraturan baru yang mengharuskan pegawai lembur dari sekian waktu kerjanya menjadi 11,5 jam sehari, hal ini terasa sangat abnormal dan tidak manusiawi. We aren't robot that you can use and throw away when unneeded. Datang ke kantor ini sebagai jomblo dan harus menambah jam kerja di sini lagi, di sini lagi, kapan ada tambahan waktu bersosialisasi di luar, sempat keluhan ini kurasakan. Sedihnya, beban kerja dan gaji begini amat ya. Tapi mengeluh terus menerus bukan hal yang bijaksana. Bekerja ikhlas dan manfaatkan sela - sela waktu untuk hal berguna adalah hal yang lebih bijaksana. Dan akhirnya peraturan jam kerja yang mengharuskan kami pulang malam dicabut. Bahagianyaaaa ~
   Datang kerja dengan pakaian sesuai peraturan, pulang setelah waktunya, bukanlah hal yang sehat. Setelah waktu kerja berakhir, pulanglah tepat waktu, meskipun tidak di rumah dan bersama keluarga, banyak hal lain yang bisa dilakukan selain hanya bekerja, jogging, jalan - jalan dan memanjakan diri sendiri adalah hal yang bisa dicoba. Dunia kerja dengan kegiatan monoton adalah  hal yang membosankan. Dengan sedikit kreativitas bisa dicoba untuk membuat suasana kerja lebih menyenangkan, berpakaian dengan sentuhan yang berbeda bisa membuat moodku lebih ceria. Merencanakan liburan ke tempat yang baru dan terus memanfaatkan weekend agar lebih bermanfaat dan bermutu adalah cara yang bisa dilakukan agar dunia kerja yang terus menerus seprti ini tak membuatku gila. Selain itu menyisipkan project pribadi di sela kebosanan kerja adalah hal yang harus dilakukan untuk menjaga kewarasan. Misalnya dengan belajar bahasa asing, menulis blog, atau nyicil membuat rencana perjalanan, dan masih banyak hal lain yang bisa dilakukan.
   Ingat kembali apa tujuan bekerja, ingat orangtua dan cita - cita jangka panjang yang belum terkejar dan terlaksana.

So why don't we try to live happier in this boring office life?
Independent is being the master of myself and my own time ~


a worker in cubicle,
Anggi R. Dewi

Senin, 10 Agustus 2015

Mangrove and Lamaru beach, 2nd week trip in Balikpapan ~



   Dua minggu sudah aku hidup di Balikpapan, dari yang awalnya ngenes, ngeluh mahal, sekarang mulai betah dan bisa memilah barang mana yang dibeli di sini, mana yang bisa dibeli nanti kalo pulang ke Jawa (perhitungan dikit gapapa ya) dan mana yang ga perlu. Biaya hidup di Balikpapan memang tinggi dan gaya hidup di sini kebanyakan konsumtif, harus mulai atur strategi apalagi status gaji masih gaji anak magang yang cuma dapat uang tali kasih sekian rupiah sambil nunggu rapelan yang belum kunjung datang.
   Two weeks I’ve ben living in Balikpapan, suffering at first, shock for the lifecost here, now I start to love being here and wise about buying things which to buy here, which to buy in Java (sorry for fastening my seatbelt). Lifecost in Balikpapan is extremely high and most of people lifestyle here is consumptive. I should have strategy since my salary is still under level while waiting for the full payment that hasn’t come yet.


   Kerja di kubikel sempit, bergaul dengan kertas, mesin fotocopi, printer dan dokumen bisa membuat hidup berantakan bila tak pintar mengatur waktu luang. Alhamdulillahnya dua minggu di sini, dua weekend pula bisa jalan – jalan, dan gratisan kekeke. Sabtu ini, rencana touring motoran sepertinya batal karena motor kurang dan faktor kondisi medan jalan yang jauh. Untungnya mbak Resti diajak temennya dan disuruh ngajak cewek buat ngramein acara jalan orang Kanwil ke Sungai Wain. Ternyata itu kawasan hutan lindung yang lumayan terkenal. Akhirnya ke Kalimantan juga (baca masuk hutan). Di kawasan hutan lindung Sungai Wain ini pernah ada kejadian menggegerkan setelah ada seorang nenek dimakan buaya dan ada juga bule nyasar setelah seminggu mengeksplor hutan tanpa pemandu. Serem banget.
   Working in a small cubicle, being around paper, fotocopy machine, printer and documents can drive me crazy If I don’t organize my spare time well. Alhamdulillah two weeks staying here, these two times I got chances to have free trips kekeke. This Saturday, motorcycle touring that had been planned being cancelled due to transportation reason and the track that’s not friendly for motor users. Lucky me, Mbak Resti was invited by her friend to join a trip to accompany Kanwil buddies go to Sungai Wain and I can join. This forest is famous and finally I am entering Borneo (go to forest). In the area, once there was a granny being eaten by crocodile and there was a foreigner who lost the way for whole week while exploring the forest alone. How scary!


   Sabtu pagi setelah akhirnya jelas bakal jalan, kami bertujuh, tiga orang kasi kantor sebelah, mas Banu, mbak Resti, aku dan Arum berangkat ke Sungai Wain. Jalannya lumayan keriting bergelombang, katanya sih karena kontur tanah di sini labil jadi mesti jalan pelan – pelan. Sampailah kami ke Sungai Wain setelah jalanan mulai dekat hutan. Sayangnya kami ketinggalan guide yang memandu kelompok sebelum kami datang, satu guide sedang off dan satu lainnya memandu rombongan bule. Cuma sempat foto di depan gerbangnya dan kami ganti tujuan pada akhirnya. Daripada nekat mengeksplore hutan tanpa pemandu, bahaya juga kalo ketemu buaya, monyet liar atau ular bisa diserang kan berabe juga. Kami mampir ke soto lamongan dan memutar balik arah ke hutan mangrove.


   Saturday morning finally we are having trip, seven in total, three chiefs, mas Banu, mbak Resti, me and Arum go to Sungai Wain. The roads are pretty unstable and wavy, people said it’s because the contur  and we have lower our speed. Here we are arrive in Sungai Wain after reaching the forest. Unfortunately we are one step later after the guide takes another group to the forest, another guide is off and one left is taking the foreigners group. Just take photo in front of the gate and we change the destination after that. We don’t wanna be eaten by crocodile if going there carelessly. Stop to eat at Soto lamongan then change direction to mangrove forest.





Yeaay! Tak ada hutan lindung, hutan mangrove pun jadi. Untuk bisa ke sini kita harus buat janji dulu karena jumlah perahu  boat yang terbatas. Alhamdulillahnya kami kebagian bisa datang ke sini. Naik ke boatlah kami setelah beres mengenakan pelampung. Sepanjang kanan kiri sungai yang berarus tenang kami melihat pohon – pohon mangrove di sini tumbuh dengan bebas, dan di sini lumayan terjaga asri, tak terlihat banyak sampah mengapung sepanjang jalur. Cuaca sedikit berawan, lumayan lah daripada terang benderang kulit ini semakin sunkissed aja. Dari pinggiran sungai terlihat bekantan berlarian dan memanjat pohon satu ke yang lainnya. Mampir ke warung kopi setelah sampai daratan lagi, foto – foto juga sih.
Yeaay! No forest, there’s mangrove area. We have to make appointment before coming here due to the limited boat we can use. Alhamdulillah we are in! Jump off to the boat after wearing the lifejacket. Along the riverside we can see how mangrove grow freely and the place is quite natural, no garbage being threw away. The weather is a bit cloudy, lucky us we don’t really get our skin sunkissed. Look at the riverside and see how bekantan (monkey) run and climb one to another trees. Having a cup of coffee after coming back, taking pictures too.




Pulang sebelum ashar, lumayan bisa tidur siang. See you in another trip ~
Going home before ashar, take a nap ~ See you in another trip


Minggu/ Sunday


 
Bangun kesiangan, jogging tetep harus dilakukan lah ya. Udara pagi, suasana Dome yang ramai orang senam, jalan, lari atau sepedaan lumayan menghibur Minggu pagi. Siang atau sore aku, mbak Res, Arum, Icang dan Udik (sebut saja begitu) rencananya bakal ke vihara berburu spot foto bagus dan ternyata ada tawaran jalan ke pantai Lamaru berburu sunset.

Waking up late, jogging is a must do thing. Morning air, Dome’s atmosphere crowded by people who do the gymnastic, walking around, run, or ride the bicycle gives a moodboost in Sunday morning to me. This afternoon, me, mbak Rest, Icang and Udik (not the real name) have a plan to go to vihara hunting for photo spot. And here it comes the offering to go to Lamaru.


Bersembilanlah kami (berlima tadi plus Oliv, Andika dan Ismul) akhirnya jalan ke pantai naik mobil Oliv.  Pantai Lamaru memang tak sebiru pantai di pulau jawa tapi suasana di sini asik dan bersih, deretan pohon rapi dan menyenangkan untuk dilihat (mbayarnya juga lumayan sih). Sebentar saja kami main air dan foto – foto, ngorek – ngorek sarang kepiting dengan isengnya, maen pasir, dan pulang sebelum gelap sambil karaokean di mobil. Sebenarnya pengen lama – lama, pengen maen air basah – basah tapi waktu mepet . Well, that’s how my weekend ends. 

   
Nine of us (us five plus Oliv, Andika and Ismul) finally go to Lamaru beach for hunting sunset using Oliv’s car. Lamaru beach is not as blue as beaches in Java land but the mood here is good and clean, tidy trees and wellplanted ( the ticket price is also higher). We don’t stay long playing around, just several minutes to play, take pictures, digging the hole, play the sand and go hoe before it’s getting darker while singing along the way home. Actually, we still wanna spend time longer there, get wet, but the time we have is not long enough. Well, that’s how my weekend ends.

Living in Balikpapan, so far so good.. Let’s seek another chance to have a trip :D

Anggi R. Dewi



Senin, 03 Agustus 2015

First Week in Balikpapan!

Pantai Melawai waktu surut
   Halo Balikpapan, kota yang banyak gunung tapi cuma nama kawasan, kota yang konturnya naik turun dan menantang,kota yang katanya apa – apa dibalik bisa jadi papan, seminggu sudah aku jadi pendatang di kotamu. Perasaan shock dan hal – hal menyedihkan di awal kedaatangan mulai minggir satu persatu, seminggu sudah rasanya aku sudah lebih bisa legowo dan bahagia hidup di sini. Ya walaupun masih ada kangen kangen sama pulau jawa dan seisinya, tapi hidup di sini adalah kenyataan yang harus dijalani dengan riang gembira. Diawali dengan keadaan kamar yang sudah selesai ditambal dan bisa ditempati, telinga kiri ku yang sempat budeg sudah mulai baikan (walaupun masih budeg sih), dan  mulai paham ngebandingin harga barang adalah sekian hal yang patut disyukuri.
   Jumat datang, hari terbahagia minggu ini lah ya ketemu weekend. Kerja juga moodnya udah mood libur aja, weekend pertama pasca kerja di tengah kesemrawutan. 


Sabtu pagi jalan santai ke dome bareng mbak Resti sama Arum, ke taman lansia (walaupun kami masih muda) yang lumayan sepi dan adem, makan bubur ayam harga 14rebu T.T tapi enak plus penjualnya dakwah. Masih ga terima sih, bubur lho 14 ribu, bubur berlian inimah -___-  

jalan di sini sakitnya minta ampun

taman lansia, segerrrr ngets udaranya ~

kandang burung di taman
jalanannya masih banyak pohon yeaay
ini dia dome nya ~
   Dan rencana diajak keliling kota bareng senior STAPALA akhirnya terlaksana. Kumpul di tempat Mbak Rahma, ada kak Kace, kak Rawon juga, suami dan anak mbak Rahma, plus Andika, Ismul jalanlah kami keliling kota. Yeaay! Alhamdulillah ya weekendnya ga wasted di kosan :D
   Liat pemandangan kota yang masih ada hutannya di kompleks Pertamina, sambil mangku Rana, anak bungsunya mbak Rahma yang cute banget. Ya ampun, udah pantesnya kali ya aing punya anak :” wkwkwk   Kota Balikpapan ini sebenernya nyenengin, rapi dan bersih kalo dibanding Jakarta. Ya cuma lebih mahal sih dari segi biaya hidup dan maintenance nya hahaha. 

pantaaainya lagi surut

Kami diajak lewat Kompleks Pertamina, liat sepanjang jalan gentong – gentong raksasa mereka berisi minyak, rumah mereka menyatu dengan alam, wiiw enaknyaa, adem kaya di Bogor rumah di sini. Menyusuri sepanjang jalan di kawasan Klandasan dan muter kota yang kawasannya dekat laut, panas mulai terasa menyengat dengan teganya. Setelah duhuran kami ke Pantai Melawai yang airnya lumayan surut, ada Pulau Babi di dekatnya walaupun di pulaunya ga ada babinya sih xD Lumayan lah daripada ga kemana mana, biar jadi anak hits Balikpapan ya.
Tujuan selanjutnya setelah ke E-walk, mau ngemall galau, keluar lagi dan ke pantai lagi. Anak gunung sekarang jadi anak pantai, duh makin eksotis ini mah. 


balapaaan naek ini
Pantai Indah apa pantai Indra lupa namanya, pantainya ga begitu bagus sih, lebih tepatnya kotor karena sampah *sedih* tapi maen ke sini bahagia banget. Setelah mlongo cuma duduk duduk ditiup angin, naik Atv lah kami. Yeaaaay! Bahagia banget ngebut ngebut sepanjang garis pantai balapan atv :”” maklum biasanya liatnya gunung sih.
Sore menjelang, Rana, Fadil, Awan mulai lelah, aku juga sih. Niat nyamperin mbak Wulan ke tempatnya nginap akhirnya batal ketemu. Matahari terbenam sudah, setelah makan malam waktunya pulaaang. Terima kasih senior senior yang baik hati, anak kosan sudah tra bingung lagi sama kota ini ~

thanks for todaaay~

   Minggu tiba, hati tak segembira kemarin. Besok Senin! Agenda hari ini wajib terlaksana, belanja~ Setelah bermalasan di kosan, nonton film, nulis diary, bersih – bersih dan nyuci, belanja adalah hal yang menyenangkan. Bersyukur banget ada Giant di sini, harga barangnya tak jauh beda dengan di Jawa biarpun tak semurah Harmoni swalayan di Bintaro sana *mulai baper*. All hail Giant~ Setelah belanja, beli gas dan beresin urusan dapur, hari terakhir weekend ini terasa berguna.Huff  Senin, harus siap kerja wahai budak negara. Se- ma- ngat ~~