Nganjuk, sebuah kota kecil yang berjarak tempuh tiga jam dari ibukota
Jawa Timur, Surabaya adalah lokasi pernikahan rekan kerja yang dipilih
untuk diadakannya acara. Kami beramai ramai rombongan dari Balikpapan
terbang dan menuju jalan darat agar bisa hadir di waktu yang tepat.
Terbagi dari beberapa rombongan yang datang, kami tiba dan menginap di
tempat yang sama di Nganjuk sana.
Terjebak dalan drama tak bawa alat mandi karena terlalu 'njagakke'
adanya mini market akhirnya kami dapat alat mandi sesuai kebutuhan.
Malam yang tak terlalu nyenyak untuk tidur tapi kelelahan membuat kami
tertidur walaupun tak terlalu cepat.
Tanggal 1 Mei, aku, Arum dan Anis yang siap tak terlalu pagi harus
rela ketinggalan acara akad. Tak apalah yang penting resepsi kami bisa
hadir dan meramaikan acara. Pukul sepuluh, berpuluh puluh manusia yang
mulai berpeluh tampak berebut berdiri di depan AC split dengan riuh. Tak
terkecuali aku. Acara pernikahan tak terlampau padat untungnya, jadi
kami khidmat mengikuti acara. Sambutan dari keluarga, puisi mempelai
wanita yang berurai air mata, drama flasmob yang nyaris kami tak hapal
gerakannya, suaraku menyumbangkan lagu dan missed di beberapa not serta
keriuhan tamu undangan yang datang dari korps sebelah cukup membuat hari
ini riang. Ya siapa yang tau kamu bertemu cinta lama, atau dia yang
sebentar lagi akan melepas masa lajang dan membiarkanmu tahu di tengah
obrolan penuh canda mu di siang itu.
At least everything is fine today. Oliv dan Sigra menikah, aku nyanyi
walaupun sember, yang lama tak jumpa berkesempatan mini reuni dan geng
Balikpapan akhirnya harus terpisah dan back on board. Separuhnya pergi
duluan kembali ke perantauan sementara sebagian masih naik becak kembali
ke hotel berkemas dan siap menuju Jawa bagian tengah.
Happy wedding dear, happy meeting again with old people guys, happily finding your Mr. Destiny when it's destined.
See you again in another wedding trip,
Still alone but not lonely,
Anggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar