Rabu, 31 Desember 2014

My Kind of Kondangan

   Kondangan bukan hal yang asing buatku di umur – umur ini. Ya, I just realized I’m getting older as the birthday invitations turn into wedding invitations. Hahaha. Saking banyaknya undangan datang, sebut saja kondangan jadi hobi hihihi. Sebagai cewek yang tak pernah dianggap cewek, dan sekarang semakin berusaha berpenampilan cewek atau kasarannya disebut menthel dandan ke kondangan bukan hal yang asing. Biasa lah kalo cuma dinyinyirin, I don’t care ~ Tomboy salah, belajar feminim salah. Ah ben terserah ~ Hahaha
    Sekian kondangan yang bisa dihadiri dan terdokumentasi banyak di tahun 2014, as for the weddings I couldn't attend. I'm so sorry ~
Ini dia foto foto jaman kondangan hihihi

Geng Pausers di kondangan Gunis, Mei 2014

ga sengaja kembaran sama Arumi wkwk

Kondangan Gunis hihihi bareng IKMM ini Mei 2014

kondangan team

Happy wedding Kak Jupreeet, 8 Juni 2014  :D


Enen, Bangsal Suwi dan Ka Plaki di nikahan Kak Bagas wkwkwk



Kongo, Bangsal, Suwi, Riweuh and Tige

Kak Puye's wedding in Bekasi, March 2014 :3

   Bicara tentang kondangan, nikahan Mbak Pia liburan Natal kemaren beneran kondangan ter- banyak obstacle yang pernah kudatangi hahaha. Unbeleiveable banget hahaha. Datang dari pedesaan
Magelang ke Jogja yang bener subhanallah macetnya ga kira – kira dan sampe di sore hari, Pasar Bringharjo tutup dan gagal beli batik, keliling ke sana sini cari kado nikahan malah ngiler pengen beli sendiri, pulang muter – muter dan melewati kemacetan Jogja yang udah semakin kaya Jakarta hujan derasnya tumpah dengan teganya. Sampai rumah Reyza basah kuyup dan hujannya berhenti! Keluar rumah niat beli makan, hujan turun lagi, sampai rumah makan Padang hujan berhenti lagi. Hujan Jogja mempermainkanku :<
   Bungkus membungkus kado selesai, flu semakin parah, tenggorokan sakit. Fix ini sakit beneran. Oh maan, harus banget pas besok kondangan malah sakit -__-.
Bangun pagi tenggorokan sakit, rasanya kaya dicekik. Duh rek ~ Reyza siap beli tiket kereta dan sebenarnya kami ga kesiangan amat bangunnya, mungkin karena habit ya mepet berangkat dan cuma tersisa 5 menit waktu kereta berangkat. Dandanan anggun berantakan sudah karena lari ngejar kereta, untung kekejar. Ngos ngosan campur lega kereta belum jalan. Duduk dan sadar kado ketinggalan. Sakitnya tuh di sini, ngerasa peak banget -___- Sia – sia banget semalem pake acara keujanan cari kado.

partner kondangan meriang
Sampai di Solo, ke lokasi kami naik becak. Ah senang sekali, lumayan mbecak buat menghibur diri karena ceroboh kadonya ketinggalan. Dan kami kesasar, bisa – bisanya bapak becak lupa jalan hahaha. Akhirnya ketemu lokasi pernikahan mbak Pia. Overall acara nikahan ini keren banget, tempatnya bagus, makannannya enak, dandanan mantennya juga bagus. Bisalah ya buat referensi kawinan ntar. Hihihi Kapan? Mbuh jangan terlalu dipikirin wkwkwk
Ketemu Nesty Kunthi jugak, akhirnya setelah menunggu antrian sepi kami dapat kesempatan foto sama ngantennya ciyeee ~ Happy wedding mbaaaak, semoga adek – adek kosmu segera nyusul. Hihihih Anyway, Reni dan Wiga ga bisa dateng. Sadly ~
Happy wedding mbak Piaaa, 27 Desember 2014 :D
Kunti, me, Reyza and Nesty hihii
   Niat awal setelah kondangan di Solo nginep sehari lagi di Jogja harus pupus. Tiket kereta tinggal sore jam 15.30 dan antriannya ampun panjang bener. Daripada nggembel 3 jam nunggu di stasiun akhirnya aku dan Reyza ngemall dulu ihihi. Dan ketemu anak STAN seangkatan..Oalah, anak STAN dimana mana ketemu almamaternya :v 
Stasiun Purwosari rame pengantri

Pulanglah kami naik kereta yang AC nya dingin ga kira – kira, nahan pipis selama sejam di kereta tak bertoilet dan sampai di Jogja toilet antriannya sepanjang antri sembako. Tuluuung. Pulang basah kehujanan, akhirnya aku memilih sekalian pulang ke rumah biar sekalian capeknya sekalian sakit. See you soon crowded Jogja, setelah menempuh kemacetan yang kejam sampailah aku dirumah setelah dijemput bapake di terminal. I’m home, and ready to spend my precious Sunday to sleep hihihi

Kondangan mulu, kapan kamu dikondanginnya Nggi? hahaha ~
Regards,
Anggi R.Dewi




Tidak ada komentar: