(1)
Kelabu dan suasana
mencekam langit Serambi Mekah
Mengoyak kembali
perasaanku yang sudah tercabik – cabik karena peristiwa itu
Tsunami Aceh 26
Desember 2004 meluluhlantakkan tanah kelahiran kekasihku tercinta,Fadil
Menghanyutkan sejuta
kenangan dalam sekejap yang telah kami lalui selama 3 tahun terakhir
Kisah yang tak direstui
keluarga ini kami jalin tanpa rencana sebelumnya..
“ Kenapa harus terjadi
semua ini ya Allah?” aku berteriak seakan tak pecaya bencana itu datang
menghancurkan semuanya.Bencana yang terjadi tepat saat kekasihku,Fadil pulang
ke kampung halamannya,Aceh.
Nanar tatapan mata ini
melihat mayat – mayat bergelimpangan di Serambi Mekkah ini..
Puing – puing bangunan
yang sudah tak lagi kokoh berdiri,
Bau – bau anyir mayat
korban tsunami berserakan di sembarang arah
Dengan segenap sisa
kekuatan ini,aku Dewi seorang gadis yang pernah menjadi anggota pecinta alam di
kampusku ini turut serta menjadi relawan yang membantu pencarian korban tsunami
Aceh
Di samping alasan
mencari keberadaan kekasih hati yang beberapa bulan tak kutemui dan terhanyut
oleh tsunami,aku memberanikan diri menjadi relawan.
Keinginan keras seorang
gadis Jawa dengan kehidupan keluarga yang penuh adat ini dapat terwujud karena
kenekatan dan tekad kuat
Tanpa memberitahu
orangtua sebelumnya,aku memberanikan diri berangkat ke Aceh dengan modal
keyakinan dan tekad.
Ditemani sahabat
setiaku dan Fadil,Desta sampailah kami di bumi penghasil ganja ini.
Tak ingin hanya meratap
dan menahan sakitnya hati kehilangan kabar dari orang yang sangat kusayangi,aku
berpijak di tanah rencong ini.
Fadil,tunggu aku
kasih..
Apapun yang
terjadi,harapan untuk menemukanmu dalam keadaan yang kuharapkan tetap masih
ada.
Aku tak patah arang
untuk menemukanmu dalam keadaan masih bernyawa dan sempurna
Kugali puing- puing
bangunan ambruk itu bersama relawan – relawan lain
Tak peduli peluh
bercucuran,bau anyir dimana – mana tangan ini terus bergerak
Tatapan heran lelaki
- lelaki relawan yang lain melihat
perempuan sepertiku berkecimpung dalam kegiatan ini
Tak peduli yang mereka
pikirkan
Di benak ini hanya
bayangan senyum Fadil yang berjanji akan mengunjungiku di Jogja yang berkelebat
setiap detik
Semakin kuat tekad ini
untuk menemukannya dengan kerja kerasku sendiri
Perempuan sinting
mungkin mereka pikir aku ini
Biarlah,tekad ini tetap
membulatkanku untuk menemukanmu
(2)
Tahun 2001 awal kisah
kami dimulai
Fadil seorang pemuda
Aceh nan rupawan itu mampu mencuri hatiku semenjak pandangan pertama
Sebagai mahasiswa baru
di suatu kampus,tak sengaja kami dipertemukan karena satu kejadian memalukan
Nyaris terpelanting
jatuh saat terlambat apel pagi membuatku terlihat bodoh
Dengan ketenangannya
dia menggapai tanganku agar tak terjatuh
“ Kamu tidak apa – apa
kan? “
“ Eh,anu iya.Makasih..”
jawabku tergugup
Berdesir hati ini saat
tak sengaja tatapan kami bertemu..
Dunia serasa berhenti
saat senyumnya yang menawan meluluhkanku
Oh Tuhan,tolong aku..
Dan takdir berlanjut
Seperti gayung
bersambut,kami dipertemukan dalam kelas yang sama
Senang rasanya hati
ini,Engkau dengarkan doa hamba
Wajahnya yang rupawan
dengan bakat segudang membuat hati banyak perempuan berdesir
Hmm..Saingan menjamur
rupanya
Tak pedulikan itu
semua,namanya perasaan tetap saja tak bisa dihapus begitu saja
“ Hei,kamu yang waktu
itu nyaris terjatuh ya?Ternyata kita sekelas ya. “ sapanya begitu mengetahui
keberadaanku.
“ Eh,iya makasih ya
yang waktu itu.Betapa memalukannya aku. “ jawabku malu – malu.
Hari – hari berlalu kami merajut kisah yang indah di
tingkat satu ini..
Di sore yang temaram
itu akhirnya dia mengutarakan cinta kepadaku
Seorang pemuda yang
diidolakan banyak perempuan itu memilihku
Si gadis desa dari Jawa
yang selalu apa adanya
“ Wi,tak taukah kamu
selama ini aku menyukaimu.Bolehkah aku menjadi lelaki dalam hidupmu? “pintanya
kepadaku
“ Iya,Dil.Aku mau. “
dengan tersipu kuanggukkan kepala seraya mengiyakannya
Hati ini berbunga tiada
kira
Bahagia karena saat itu
datang juga
Tak henti mengucap
syukur karena rasa ini tak tersiakan
Terima kasih ya
Allah,semoga dia memang jodohku
(3)
Tahun ajaran kedua hubungan
ini mulai diguncang prahara
Didasari ketidakmampuan
kami menjaga rahasia banyak pihak yang tahu
Termasuk Aldo,seorang
lelaki yang akan dijodohkan denganku oleh orang tuaku
Hubungan kami diketahui
banyak pihak
Tak tau entah darimana
kabar ini kencang berhembus,aku mengabaikan Aldo demi Fadil
Bukan karena aku
perempuan maruk
Tapi aku tak pernah
samasekali menyetujui perjodohan
Tidak untuk sekarang
ataupun nanti
Kami masih terlalu
ranum untuk dipusingkan dengan tetek bengek perjodohan
Ini masih tahun kedua
dan aku sudah diperkenalkan pada keluarga Aldo
Demi nama baik keluarga
aku datang ke acara ini
Tapi tak ada tujuan
lain,hanya orang tua semata
Dan Fadil bereaksi
keras saat mengetahuinya
“ Aku tak masakah kau datang,sayang,Hanya
kau harus memberitahuku setidaknya.Aku takut kita akan terpisahkan begitu saja
karena ini. “ kalimatnya tegas,menyiratkan kekhawatiran tentang hubungan kami.
“ Maafkan aku,Dil,Tak
seharusnya aku diam saja dan menurut tanpa memberitahumu.Aku salah.Maafkan aku.
“ dengan mimik muka menyesal dan hampir menangis aku menjawab.
Dengan penuh pengertian
dia mendekapku
Airmata ini mengalir
bak air terjun mengingat rencana orang tuaku
Masih setahun lagi aku
lulus kuliah dan perjodohan sudah direncanakan
Aku tak mau,tak ingin
lelaki selain kekasihku
Aku hanya menginginkan
Fadil,ayah,ibu..
Bukan Aldo,lelaki
pilihan kalian
Maafkan aku bukan ingin
ku durhaka
Tapi ini masalah hati
Aku tak ingin terpaksa
menerima orang pilihan kalian
airmata ku mengalir deras
dalam pelukan Fadil
(4)
Cepatnya waktu bergulir
begitu
waktu kelulusan segera menyambut
Adat Jawa yang kental
ini memaksaku menikah karena perjodohan
Tapi kebersamaanku
dengan Fadil tak terelakkan
Kami akan tetap bersama
apapun yang terjadi
Tak masalah jauhnya
jarak Aceh dan Jogja terbentang
Asal kami tetap bersama
Menghadapi orangtua
yang kolot dengan adat
Aku menentang
Aku bereaksi keras
dengan perjodohan
Aldo yang sudah jatuh
hati padaku tak menerima aku menolak perjodohan
Saat sudah akan tiba
waktunya
“ Kenapa kamu masih
saja berkeras hati,Wi.Kita akan segera dinikahkan,tapi kau tetap tak
meninggalkan Fadil.”
“ Maaf aku tak bisa
meninggalkannya Aldo.Aku sudah memilih Fadil dan itu tak akan berubah.Maaf
dengan cara yang menyakiti kalian ini kulakukan.”
Aku tetap berkeras hati
Aldo
frustrasi,diusahakannya berbagai cara untuk memisahkan kami
Dilabraknya Fadil,tak
mempan
Orang suruhan pun ia
kirimkan untuk mengeroyok Fadil
Aku makin tak respek
dengan caranya
Pilihan hatiku tak bisa
dipaksa
Aku akan tetap memilih
Fadil
Karena aku yakin dan
percaya
Dia yang terbaik
untukku
Dia pria
beradab,berakhlak baik
(5)
Awal September 2004
waktu kami akan wisuda
Dengan didampingi
orangtua yang jauh – jauh datang aku hadir
Haru dan bangga melihat
Fadil berdiri sebagai peringkat pertama
Dengan toga di kepala
dan piagam penghargaan dia tersenyum
Tuhan,jangan pisahkan
aku dengannya
Selesai wisuda kami
berkumpul bersama sahabat – sahabat setia
Fani,Dea,Desta aku dan
Fadil
Kami berlima
berkeliling kota menggila
Dengan tetek bengek
perjodohan dirancang orang tuaku kembali ke Jogja
ingin bebas kunikmati
waktu – waktu terakhir kami di kampus ini
Tuhan,cepat sekali
waktu berlalu
Tiga tahun sangat cepat
terlewatkan
Dengan hati yang carut
marut ini aku menerawang kosong
Fadil menyadari
perpisahan kami sebentar lagi
Tapi dia hanya
terdiam,sesekali menatapku dan tersenyum
Tuhan,maafkan hamba
mengeluh lagi
Tak ingin terpisahkan
darinya
Tolong hamba agar
perjodohan ini tak jadi dilaksanakan
Mau sekeras apapun aku
menentang,kuasa orangtua yang akan terlaksana
Berkali – kali sudah
kutentang
Membujuk rayu agar
perjodohan yang kolot ini dibatalkan tapi tak digubris
Aldo,pria yang lima
tahun lebih tua dariku ini memang cukup matang dan mapan untuk dijodohkan
denganku
Dia adalah pengusaha
muda yang sukses
Tapi hati ini tak
tergetar,karena aku hanya mencintai Fadil
Kami bertekad akan
bertahan apapun yang terjadi
Dengan janji akan
mengunjungiku di Jogja Desember nanti,Fadil kembali ke Aceh
Dan aku pulang ke Jogja
dengan hati tenang
(6)
Perjodohan akan tetap
dilakukan
Orangtuaku beralasan
relasi bisnis dengan keluarga Aldo akan lebih baik
Dengan alasan
persahabatan mereka menyodorkan anak gadisnya ini kepada anak lelaki keluarga
sahabatnya
Terluka hati ini
bujukan dan rengekan tak diindahkan
Mereka bersikeras akan
menikahkanku dengan Aldo Februari nanti
Aku menangis,frustrasi
dan sedih karena keputusan ini
Menanti kedatangan
Fadil pada 26 Desember ini semakin membuatku sedih
Harus bagaimana aku?
Apa yang harus
kulakukan?
Harus kuturuti
keinginan orangtuaku untuk menikah dengan Aldo?
Ataukah aku meminta
Fadil melarikanku ke Aceh saja?
semakin kalut hati ini
sedih mengingat
kerasnya prinsip orangtuaku
Ini bukan jaman Siti
Nurbaya,tapi perjodohan tetap saja ada
Dan itu menimpaku
Mengapa harus aku?
Tuhan,bantu hambamu
yang kebingungan dan sedih ini
Hamba hanya ingin
menikah dengan laki – laki yang hamba cintai
seminggu lagi kedatangan Fadil
Aku masih saja berharap
keputusan bisa diubah setelah kedatangan Fadil
Semoga dia datang untuk
meminangku
Semoga dia bisa
meluluhkan hati orangtuaku
Semoga..
Semoga..
Aku berdoa dan berharap
selagi bisa
Selagi pernikahan
terencana belum terlaksana
Harapan masih ada
(7)
Pagi yang indah 26
Desember 2004
Senyum mengembang di
wajahku
dengan hati bahagia
menanti kedatangan kekasihku,Fadil
Wangi aroma tubuh ini
sudah siap menanti kedatangannya
Seusai Subuh panggilan
telepon itu menggugah semangatku hari ini
Fadil akan datang
bersama orangtuanya nanti
Semoga itu bisa
mengubah keputusan orangtuaku
Bahagia tak terkira
mendengar dia akan segera datang
Sedari pagi aku sudah
bersiap,berdandan cantik dengan riasan lengkap
Terheran orangtuaku
menyaksikan tingkah anak gadisnya ini
Kusunggingkan sebuah senyum
bahagia
Waktu sudah menunjukkan
pukul 7 saat mentari bersinar dengan hangatnya
Keberangkatan pesawat
dari Aceh pukul 9 katanya
Aku menantinya dengan
hati riang gembira
Sedari tadi tak sabar
menunggunya
Kekasih yang sudah tiga
bulan tak kutemui
“ Akhirnya kamu akan
datang hari ini,Dil.Senangnya hati ini. “ ucapku
“ Tunggu aku
ya,orangtuaku juga kuajak bersamaku karena aku ingin buktikan keseriusanku,Wi.
“ kata – kata Fadil membuatku tenteram
Bosan hanya duduk –
duduk di teras seusai telpon,kunyalakan televisi
Drama favoritku sedang
diputar di channel televisi komersial ini
Tak terasa dua jam
kuhabiskan dengan menonton drama
Dari drama ke berita
harian kuganti channel
Sejenak tak menyadari
ada berita besar terjadi ,televisi pun kumatikan
Tak sengaja aku
tertidur pulas di sofa ruang tengah
Tak kusadari ada sebuah
peristiwa besar tengah terjadi
“ Nduk,bangun
Nduk.Sudah siang ini. “ Ibu membangunkanku
Kulirik jam
dinding,pukul dua belas siang
Hmm..sudah berapa jam
berlalu,kapan Fadil sampai
Aku bertanya tanya
Sambil harap cemas aku
menonton berita
Dan..
Bagai tersambar petir
di siang bolong berita di televisi membuatku tercengang
Remote televisi
terbanting
Astagfirullah
Apa ini ya Tuhan?
Gempa berkekuatan 9.3
Skala Richter mengguncang Bumi Serambi Mekah dengan dahsyatnya
Kedalaman gempa
mencapai 10 km dengan pusatnya 160 km
Gempa yang menghantam
Aceh,semenanjung Malaysia,India,Sri Lanka pun tak luput menghantam wilayah jauh
pantai timur Afrika
Tsunami menyusul
sepersekian menit setelah gempa hebat itu
Astagfirullah,seakan tak
percaya apa yang terjadi
Diberitakan bencana itu
terjadi pukul 07.59
Tepat satu jam sebelum
keberangkatan Fadil
Bagaimana ini ya Allah?
Hamba masih tak percaya
berita yang terdengar ramai di televisi
Pandangan mata ini
kosong menatap layar televisi
Airmata berjatuhan kian
deras
Tubuh ini berguncang
dan tak sadarkan diri apa yang terjadi selanjutnya
Berat kepala ini terasa
Muka keruh dan pucat
lelah berurai airmata
Tubuh ini lemas
tergolek di tempat tidur
Masih tak kuasa hamba
menahan rasa ini ya Allah
Mengapa ini harus
terjadi sebelum keberangkatannya?
Kekasih yang sudah
sekian bulan tak hamba temui
Astagfirullah
Sesak nafas ini
terasa,semoga berita itu hanya khayalanku saja
Tapi inilah yang
nyata,bencana itu benar terjadi adanya
Orangtua pun mengiba
melihat kondisi anak gadisnya ini
Tak bernafsu sedikitpun
untuk sekedar mengisi perut atau mengurus dirinya
Sudah tiga hari sejak
berita tsunami dan gempa menerjang Aceh
Aku mengurung diri di
kamar
Tak kupedulikan apapun
kecuali kabar tentang Fadil
“ Nduk,makanlah.Kamu
tidak boleh menyiksa diri.Semoga Fadil baik – baik saja. “
“ Baru sekarang Ibu
berdoa baik tentang Fadil.Tak seperti hari kemarin selalu saja menyodorkanku
kepada Aldo.Senangkah kalian mendengar kabar itu?Bukankah lebih cepat kalian
bisa menikahkanku dengan Aldo tanpa ada lagi penghalang.Iya kan? “ airmataku
mengalir deras menyiratkan kesedihan dan luka hati yang dalam.
“ Bukan
begitu,Nduk.Kami tak ingin melihat kondisimu memburuk begini.Kamu harus
makan,harus sehat lagi,Nduk.Kami tak ingin kamu menderita,Cuma ingin hal
terbaik untuk hidupmu.”
Seminggu semenjak
bencana tsunami berlalu
Gempa dahsyat dan
tsunami yang mengoyak tanah kelahiran Fadil itu meninggalkan luka dan pilu
Begitupun
hatiku,sembilu
Dilaporkan dalam berita
separuh dari wilayah Aceh mengalami kelumpuhan,infrastruktur rusak,gedung
hancur,hanyut
Bahkan di kota Banda
Aceh,hanya Masjid Baiturrahman yang kokoh berdiri membuktikan kuasa Ilahi
Sekitar 126.000 jiwa
dinyatakan meninggal,baik karena tenggelam,terseret tsunami dan tertimpa
bangunan
Sebagian lagi
dinyatakan hilang dan belum ditemukan
Gempa dan tsunami yang
menghantam sepanjang pesisir Samudra Hindia ini pun dinyatakan sebagai gempa
terburuk dan terdahsyat sepanjang kurun waktu 40 tahun terakhir
Kota yang paling parah
terkena dampak adalah Meulaboh dan Banda Aceh
Kesedihan masih terasa
mendalam di relung hati ini
Desta,sahabat kami
datang mengunjungiku untuk memberi semangat
Hanya tatapan kosong
dan kondisi menyedihkan yang bisa kutunjukkan
Sahabat yang mengenaskan
ini butuh kekasihnya
Bukan yang lain
Setiap hari Desta
berkunjung,sekedar membagi cerita dan perkembangan berita pencarian korban
Sampai suatu ketika aku
memutuskan bangkit dari ranjang yang sudah empat hari ini kugelayuti dengan
kesedihan
Relawan direkrut secara
sukarela
Tanpa pikir panjang aku
ikut serta
Tanpa memberitahu
orangtua aku mengajak Desta bergabung
Dengan setelan pakaian
pecinta alam kampusku dulu,bergegaslah aku pergi bersiap
Dengan modal nekat dan
bekal yang kupunya terbanglah aku ke Tanah Rencong,bersama sahabatku Desta
tentunya
Bantuannya sangat
berarti untukku
Demi
menemukanmu,Fadil..
Gumamku dalam batin
yang bersedih ini
Aku terus
berdoa,berupaya agar menemukannya
Dalam keadaan masih
bernyawa tentunya
(8)
Bermodal uang
secukupnya dan bekal yang disiapkan sebelumnya
Aku beserta Desta
menumpang pesawat relawan yang akan berangkat ke Aceh
Tak mudah memang menuju
kesana
Akses jalan yang
hancur,saluran komunikasi putus total
Bahkan listrik pun
tiada menyala
Sungguh ironis,hampir
separuh dari selurub bangunan rata dan terhanyut
Banyak relawan datang
dari penjuru nusantara,bahkan dunia
Banyak tentara,pecinta
alam dan relawan datang dengan dasar kemanusiaan
Mungkin hanya aku satu
– satunya perempuan nekat yang melibatkan diri atas dasar cinta
Fadil,aku harus
menemukanmu apapun yang terjadi
Bau anyir mayat yang
kian membusuk menusuk hidung
Basecamp relawan yang
dibentuk sekedarnya membuat suasana semakin terasa kerasnya
Inilah realita yang
harus kuhadapi,konsekuensi pilihanku ke tanah kelahiran Fadil
Bantu hamba ya
Allah,semoga senantiasa Engkau melindungiku hingga menemukannya dalam kondisi
yang seperti hamba harapkan
Fadil..semoga aku
segera menemukanmu
Tak patah arang aku
berusaha menggali puing – puing bersama dengan para relawan lain yang notabene
laki – laki
Tak malu,tak ambil
pusing meski aku satu – satunya relawan perempuan
Aku tetap bertahan,demi
engkau
“ Dewi,kau satu –
satunya relawan perempuan.Kenapa kau mau jadi relawan?Kuat kali kau mau
melakoni tugas mulia ini.Salut awak sama kau. “ Ucok salah satu relawan dari
Medan memuji keberanianku .
“ Tidak apa – apa
Ucok.Aku ingin melakukan tugas mulia ini untuk beberapa alasan.Semoga diberikan
jalan ya. “ jawabku dengan senyum getir .
Di lain pihak,Desta
sahabat setiaku selalu berada di samping membantuku
Dia juga memberi
semangat padaku saat jiwa ini lelah mencari
Saat semangat ini
terkoyak oleh keadaan dan keputusasaan menemukan kekasih hati
“ Kamu harus
semangat,Wi.Ingat tujuan kita kesini mau mencari Fadil.Kamu yang kuat ya.”
“ Sudah berapa hari tak
kunjung kutemui dirinya.Masih tak percaya dia korban bencana sedahsyat ini.Hati
ini begitu tersayat,Des.Semoga Fadil dalam keadaan baik – baik saja,dan kita
bisa menemukannya. “ suaraku sudah tak berdaya terdengar.
Tiga Minggu pun berlalu
begitu cepat
Tapi keadaan tak
kunjung mendukungku menemukannya
Sampai saat
rekonstruksi Aceh dimulai dan tugas para relawan dinyatakan usai,tak kutemukan
juga dia
Setiap jasad yang
kutemui selalu berdesir hati ini,berdoa semoga bukan dia
Bukan Fadil yang selama
ini kucari
Bahkan sudah selesai
tugas para relawan tapi tak kutemukan jua jenazahnya
Meraung – raung
tangisan ini bergaung selama tiga hari
Tangisan pilu menyayat
hati seorang wanita yang kehilangan kekasih tercintanya
Para relawan yang sudah
sebulan berkawan dalam suka duka ini mengiba menatapku
Fadil,aku gagal
menemukanmu dalam apapun kondisimu
Mengalir deras airmata
ini
Mata sembab,muka sayu
dan hati yang lara menghiasi hariku di posko bencana
Waktu kami bertugas
usai sudah
Sedih dan kecewa
Tak kuasa hati ini
menahan lara dan duka teramat dalam
Tak kutemukan Fadil
dalam keadaan selamat
Kemanakah dia terseret
bencana ya Allah
Sudah selemah ini hamba
sekarang
Meyadaari semua ini
sudah suratan takdir
Hamba berpasrah kepada
Engkau
Berikan hamba rasa
ikhlas ya Allah
Untuk menyadari semua
yang telah terjadi ini adalah kehendak Mu
Untuk mengikhlaskan
kepergian kekasih hamba tercinta
Walaupun hamba masih
berharap dia masih hidup
Selamat jalan
Fadil,jika engkau sudah tiada aku berdoa agar kau mendapat tempat terbaik di
sisi Nya
Jika engkau masih
bernyawa entah berada dimana,aku berharap kita akan dipertemukan oleh takdir
Harap ini masih
tertanam
Tetapi aku harus ikhlas
Tak henti – hentinya
sujud dan doa kupanjatkan agar hati ini ikhlas menerima
Saatnya aku kembali ke
kampung halaman,menuruti kehendak orangtua yang sekian bulan kutinggalkan di
kampung halaman
Salam kuucapkan,tak
kunjung ada jawaban
Tetangga sebalah datang
dengan tergopoh – gopoh
Bapak ibu masuk rumah
sakit katanya
Ibu dirawat karena sakit
jantung
Astagfirullahaladzim,apalagi
ini ya Allah
Semakin lemas tubuh ini
mendengar berita buruk lagi datang
Bergegas menuju rumah
sakit
Menghampiri
orangtua,memohon ampun atas kekurangajaran anak gadisnya ini
Selagi masih
sempat,ingin kuperbaiki kesalahan ini
Pergi sebulan ke Tanah
Rencong demi mencari kekasih hati
Meninggalkan kedua
orangtua dalam kecemasan
Menjadi anak durhaka
sejenak karena dibutakan cinta
Tolong selamatkan ibu
hamba ya Allah
Akan kuturuti ingin
mereka
Aku tak ingin jadi
durhaka
Selagi masih ada
waktu,kukecup tangan wanita paruh baya itu
Bersimpuh,berlinang
airmata penyesalan diri ini
Ampuni aku ibu
Aku melakukan ini demi
kekasih hati yang selama ini kau tentang hubungan kami
Dengan hati yang masih
luka dihadapkan pada berita buruk selanjutnya
Tolong hamba ya Allah
Tak ingin lagi hal lain
hamba pinta ya Allah
Sembuhkan ibu hamba
Itu hal yang terpenting
sekarang
Tak ingin kehilangan
orang yang kukasihi untuk kedua kalinya
Tolong selamatkan Ibuku
Biarkan aku menjadi
anak berbakti untuk Ibu dan Ayah
Walaupun itu bukan
keinginanku
“ Ibu bangunlah,jangan
sakit lagi.Aku pulang,anakmu.” Bisikku di telinga Ibu.
Tak didengarnya
ucapanku
Beliau sedang tertidur
rupanya
Syukurlah,pikiran ini
sudah tak tenang
“ Kamu
datang,Nak.Maafkan kami yang terlalu memaksakanmu.Jangan buat kami merana
dengan kepergian yang tiba – tiba. “ kalimat halusnya mengalir di sela
heningnya malam
“ Ibu,sudah sadar.Maafkan
aku.Durhakanya anak gadis ini meninggalkan orangtuanya tanpa kabar. “ airmata
ini mengalir membanjiri pelupuk mata
Senyum sendunya semakin
menikam hati
Sakit dan nyeri,wanita
terkasih yang sudah kulukai hatinya
“ Jaga ayahmu baik –
baik ya.Dia butuh perhatianmu,Nak.”
“ Apa maksud Ibu?Jangan
berkata yang bukan – bukan.Ibu akan sembuh ya” kalimatku penuh harap
Sebuah senyum
tersungging
Tangannya dengan halus
mengelus kepalaku
Melemah,terjatuh dan
terkulai
Kedua matanya terpejam
Innalillahiwainailaihirajiun..
IBUUUU..
Tangisku pecah
membahana
Ayah tersentak kaget
dan terkulai lemah menyaksikan kematian Ibu
Ya Allah,kedua kali ini
Hamba harus kehilangan
lagi orang terkasih
Hancur hati ini
Sedih dan lara hati ini
bertambah
(9)
Semenjak
kepergiannya,Ayah semakin murung
Ibu,semoga engkau
berada di tempat terbaik di sisi Nya
Doaku menyertaimu
Teriring doa anak yang
sempat mendurhakaimu
Dan laki – laki yang
bersedih karena kautinggalkan
Berikan kami ketabahan
memulai hidup baru
Aku tau engkau selalu
ada Ibu,meski dalam dunia yang ini berbeda
Di hati ini engkau
selalu ada
Dua tahun berlalu
Pindahnya kami ke
Bandung membawa perubahan baik
Semakin rajin bekerja
aku
Dan semakin religius
ayahku
Di Kota Kembang ini
hidup baru dimulai
Penuh keikhlasan dan
keyakinan
Luka hati yang sempat
menganga kini mulai tertutup rapat
Oleh keikhlasan hati
Sore mendung di Braga
Sesosok lelaki yang
sepertinya kukenal berkelebat begitu saja
Bayangannya membekas di
ingatan
Sejenak sulit kuingat
siapa gerangan dirinya
Wajahnya yang rupawan
mirip dengan seseorang yang kukenal
FADIL?!
Tersentak seakan tak
percaya
Tak mungkin Fadil masih
hidup
Sosok itu berbalut
perban di hidungnya
Seperti bekas balutan
luka operasi
Tak seperti Fadil
Dan ini Bandung,bukan
Aceh
Ah mungkin hanya ilusi
pikirku
Tak usah berpikiran
halusinasi
Tiga hari berikutnya
Kulihat lagi sosok itu
Tak lagi ada perban di
hidungnya
Terlihat bugar dan baik
– baik saja
Sepertinya itu memang
Fadil
Ataukah hanya ilusiku
yang bermain
Melihat sosok yang
mirip dengannya
Kuberanikan diri
menyapa
Dengan ragu – ragu
kutepuk pundaknya
Fadil,sapaku
Matanya membelalak
Mulutnya terkunci
rapat,jatuh terkulai lemas menatapku
“ Dewi,akhirnya aku
menemukanmu.” Ujarnya
“ Ini benar – benar
kamu kah?” aimata mengalir di pelupuk mata kian deras
Didekapnya aku dengan
perasaan haru bercampur kebahagiaan
Seakan tak percaya,aku
bertemu dengannya
Kekasih yang hanyut
terbawa tsunami Aceh
Hilang,tak kutemukan
dalam kegiatanku menjadi relawan
Ternyata dia bertahan
hidup
Dengan kuasa Mu dia
selamat
Dari ganasnya bencana
yang menerpa
Dia berlindung di
Masjid Baiturrahman
Rumah Mu ya Allah,benar
– benar suatu mukjizat
Dia satu – satunya
anggota keluarga yang terselamatkan
Keluarganya hanyut
terseret tsunami
Beberapa hari seusai
bencana
Seorang dokter
menolongnya
Merawat,memberinya
bantuan yang amat mulia
Tiket pesawat ke
Singapura dan rujukan perawatan rumah sakit ternama diterimanya
Subhanalllah,mulia
sekali dokter itu
Karena bantuannya Fadil
selamat tak kurang suatu apa
Meski kondisi fisiknya
sempat terkoyak
Dan hidungnya patah
terbentur bangunan yang bergelimpangan
Dia berhasil terselamatkan
Ke Singapura,mendapat
perawatan medis terbaik
Bertemu kerabat jauhnya
di sana
Dimulailah kehidupan
barunya,sepertiku
Dan sudah seminggu ini
tinggallah ia di Bandung
Demi ketenangan hati
ucapnya
Dan bertemulah kami
dalam kondisi masing – masing
Takdir berkata
Atas kuasa Mu kami
dipertemukan kembali
Atas kuasa Mu aku bisa
kembali bersamanya
Dua bulan berikutnya
Lamaran dilakukan,restu
kami dapat dengan mudahnya
Ayah menangis haru
Dengan dua adat berbeda
kami persatukan
Aceh dan Jawa
Resepsi kami adakan
penuh sukacita
Seakan mengabarkan
kepada dunia
Inilah dua insan yang
kembali dipersatukan setelah perjalanan yang tak mudah
Inilah dua insan yang
diperjodohkan dan telah mengalami berbagai cobaan
Bencana terbesar yang
sempat memisahkan kami
Tsunami Aceh 26
Desember 2004
Dan kini kami bersatu
dalam sebuah ikatan suci pernikahan
Terimakasih ya Allah
TakdirMu benar – benar
di luar jangkauan akal manusia
Terimakasih atas
bersatunya kembali cinta kami
Fadil dan Dewi..
Catatan Kaki :
1.
Peristiwa Tsunami Aceh terjadi setelah
gempa menerjang wilayah sepanjang pesisir Samudra Hindia.Beberapa negara
terkena tsunami seperti Thailand,India Sri Lanka,dan Indonesia mengalami yang
terparah. Gempa berkekuatan 9.3 Skala Richter mengguncang Bumi Serambi Mekah
dengan dahsyatnya.Kedalaman gempa mencapai 10 km dengan pusatnya 160 km.sumber
:
2.
Untuk detail keterangan lengkap bencana
dan jumlah korban ,ada di alamat :
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Samudra_Hindia_2004
Nama : Anggi Restiana Dewi
Alamat
: RT 02 RW 01 Sawahan,Grabag,Magelang
KTP : 1119040502920005
Alamat
email : anggie_reztian@ymail.com
Facebook
: Anggi Restian Dewi
Twitter : @anggie_reztian
Biodata Ringkas : Saya adalah seorang mahasiswi jurusan Administrasi
Perpajakan semester 4 di Kampus
STAN.Seorang mahasiswi yang ceria dan penuh semangat.Saya terlahir dari
sebuah keluarga sederhana di Magelang,5 Februari 1992.Hobi saya selain menyanyi
adalah membuat tulisan ataupun note – note bertema kegalauan dengan bahasa
keseharian.Dengan mengikuti lomba menulis essai ini saya berharap dapat
memperoleh pengalaman dan menambah wawasan saya dalam menulis essai.
1 komentar:
Saya membaca posting mba Anggi, terharu sekali... Semoga mba dan suami di berkati Allah SWT.
Posting Komentar