Gedung 10 lantai itu, masih belum bisa
dihilangkan dari ingatan ini masa tiga bulan kemarin yang penuh dengan cerita
di tengah sibuknya kerja,
Nyi
Ageng Serang, gedung 10 lantai yang aulanya selalu jadi markas kita menjadi
pendamping sensus,
Warung kopi bapak depan kantor langganan
nongkrong yang senantiasa jadi pelarian kalian para penghisap nikotin,
Warung gado – gado langganan kita yang suka
sarapan menjelang siang,
Warung di UKM tempat para pemilik perut
kelaparan memuaskan rasa laparnya,
Plaza Festival tempat anak posko ngegaul di
sela kerja,
Gedung yang masjidnya ada di lantai atap yang
pemandangannya luar biasa,twilight,Jakarta night view atau langit muram
bertabur hujannya yang selalu dirindukan,
KRL pagi yang penuh sesak para pejuang di
stasiun,
Dering telepon,sms dan rengekan atau omelan
untuk segera bergegas kerja,
Canda tawa yang entah dari mana mulanya selalu
kita tebar,
Protes,sarkasme,ego dan saling tak ambil
peduli yang kadang menyiksa,
Itu semua hanya bisa diingat, dikenang jikalau
kau masih mau,
Karena aku dan kamu tak akan pernah menjadi
kita,
Karena semua sudah selesai tanpa pernah benar
– benar dimulai,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar