She's still there when everyone leaves
She's busy killing time and do everything she can in the office
While everybody leaves early to come home and see their family
Computer switched from working matter to another things she loves
Anything she could write at the moment she's going to pour it into the writings
She doesn't want to get wasted going home early and get her mind wandering everywhere to the places she doesn't belong
She knows it's going to be hard staying in the room being lazy and terribly unproductive.
She is both alone and lonely
Sometimes it feels like she has no friend when she has a lot
She is confused to do anything
She just don't wanna go home early
Still wearing the same outfit, staying the same desk and room in her office
One by one everyone leaves
But she stays and keep writing
A.N.G.G.I
I do what I like and I like what I do, let's fix this ruined life plan start from today :D
Jumat, 30 Oktober 2015
Kamis, 29 Oktober 2015
Hujan di Tanah Kalimantan
Sering nonton berita di tv atau online facebook kah? Pastinya berita tentang kebakaran hutan yang memprihatinkan di Sumatera dan Kalimantan sudah tak asing lah ya untuk kita para penonton. Meskipun berita tentang kebakaran kurang menggaung pada awalnya, efek yang luar biasa atas kebakaran yang terjadi di dua pulau besar Indonesia ini menyita perhatian dunia dan akhirnya mengundang turun tangan dari banyak pihak. Prihatin rasanya melihat berita tentang hutan tropis kita yang dibangga banggakan terbakar karena ulah tangan serakah yang sibuk memperkaya diri. Bahkan berita tentang kematian banyak balita yang sempat ramai dishare di Facebook tak membuat penyelesaian penanganan kebakaran ini cepat dilakukan. Bayangkan saja luas lahan Indonesia yang terbakar . Efek kebakaran yang parah terjadi di dua pulau besar Indonesia yang seringkai dibanggakan karena luas area hutannya menyumbang oksigen cukup besar bagi dunia. Bullshit sih ini sebenarnya, bumi etam yang terkenal karena zamrud khatulistiwanya pun ikut terbakar dan mulai banyak bopengnya di sana sini.
Sekian pekan kebakaran, asap pekat mengepug beberapa kota besar di Sumatera dan Kalimantan, para penderita ISPA bermunculan dan bergelimpangan, warna langit biru berubah kelabu dan kekuningan tanda mulai menipisnya udara sehat bisa dihirup pun terjadi. Meski tak mengalami efek terparah, kota yang kutinggali tak luput dari asap laknat yang kian hari kian keji membubung tinggi. Pagi hari terlihat dari sudut sudut batas kota asap merayap menyesaki paru - paru kami yang akan mulai bekerja. Aku tak bilang lebih enak tinggal di sini daripada di kota lain yang terkena efek parah, sama saja kebakaran masih terjadi lega di atas kebahagiaan orang lain rasanya terlalu jahat. Memang tak bisa menjadi relawan langsung yang turun tangan buat sumur bor untuk memadamkan api, tapi dengan sekedar berdonasi atau ikut berdoa buat bencana ini setidaknya kita bisa berpartisipasi.
Kata guru ngaji dulu, kalau sebuah doa yang sama dipanjatkan lebih dari 40 orang insya Allah akan diijabahi dan dikabulkan sama Allah.
Sholat memohon hujan, bantuan negara tetangga untuk pemadaman api
dilakukan, tinggal kita lihat saja akan seperti apa hutan kita pasca
kebakaran, bopeng bopeng penuh luka, ngilu rasanya melihat foto hutan
hijau itu ternoda. Alhamdulillahnya hujan mulai turun di satu persatu wilayah yang terkena efek kebakaran, paling parah memang Pekanbaru dan Palangkaraya, semoga segera pulih semuanya. Hujan sudah mulai turun di tanah Sumatera, asap pekat yang kejam berkurang meski belum sepenuhnya sirna. Dan kini bumi etam tak mau ketinggalan untuk mereda, satu persatu wilayah di Kalimantan mulai turun hujan meski belum semuanya. Terimakasih Allah, bau tanah basah dan percik air hujan mulai kami rasakan.
Semoga semua segera berlalu ~
Pantai Lamaru, si landai kecintaan lokal
Berbicara tentang pantai di Kalimantan, khususnya bagian timur, tak banyak pantai bagus untuk dikunjungi terlebih karena kontur tanahnya yang cenderung berawa membuat keberadaan pantai menjadi amat dicinta bagi warga sekitar. Nama yang terkenal dengan keindahannya mungkinlah milik Derawan, tapi di Balikpapan masyarakat memiliki pantai kecintaan mereka sendiri. Ya, Pantai Lamaru memang pantai yang paling terawat dari sekian pantai yang ada. Dengan membayar 20ribu per orang, pemandangan pantai berkontur landai dengan hamparan pohon cemara berderet ala drama Korea akan menyambut pengunjung yang datang begitu tiba di sana.
Dengan kontur yang landai, pantai yang memiliki laguna kecil di sepanjang garis batasnya ini memang pilihan tepat untuk sekedar jalan - jalan menghabiskan waktu bersama sahabat, pasangan atau keluarga. Ombak yang tak begitu besar membuat pantai ini menjadi salah satu pantai teraman untuk dikunjungi.
Terletak di sepanjang jalan utama yang tak begitu jauh dari Kota Balikpapan tak heran pantai ini begitu ramai dan pas untuk dijadikan referensi wisata sepanjang waktu ~
Lamaru, I feel you ~
Jumat, 23 Oktober 2015
Mountain girl
Been living her whole life in cold place
Been suffering for her weak nose that often turns red
whenever the temperature goes lower
Been happy, sad and lonely that the night she wants to be
alive turns to be quiet ones
After 18 years then moving on to the cruel capital city to
continue study
Having difficulties and happy the same time
She gets the life, the city that never sleeps and the dark
circle in both eyes
Forgive her that she loves to sleep late enjoying the night
view
She hates the quiet night that sleeps way too early like she
used to see in her hometown
Going home after 3 years study and one year seeking for
experience working in the city
Sad to leave the city and go back to her hometown to
continue living
Almost a year staying in the cold place,then a new beginning
of her life starts
The announcement is out, her placement is way too far from
hometown
She is happy, excited and sad the same time
Happy to get big city like she wishes, excited for exploring
new land
And sad that the payment she and all her friends deserve
hasn’t been transferred to their bank accounts
Adding more and more account payable for fulfilling the
expensive cost for living in new land
Move to a city that famous for it’s seafood that she can’t
eat
Poor you dear, but its okay
Here she is now, in the new land she is going to live in
From the cold to the hot temperature one
From the foggy to the smoky place
From the small town to a big city
Here she is, in Borneo and she’s happy
Regards,
Mountain girl
Selasa, 20 Oktober 2015
Greeting Teritip Crocodiles and Visiting “Danau Cermin” , another productive weekend ~
Sabtu adalah hari
termalas sedunia, memang benar karena pada akhirnya aku dan Arum cuma keluar
waktu pagi beli makan dan malam belanja ke Giant, sekalian mampir ke angkringan
nyamperin geng jalan (ciee geng). Seharian adalah waktu kami beberes kos, nyuci
agenda rutin dan gegoleran di kosan. Oh God sayang banget weekend di kosan,
efeknya bakal jelek untukku begitu tinggal di ruang sepi. Akhirnya
diputuskanlah Minggu kami jalan, tanpa mbak Resti yang ada acara jadilah kami
jalan berenam. Thankyou pinjeman mobilnyaa hihihi
Saturday was world laziest day, and it’s
true since me and Arum go out only when we’re hungry and shop to Giant at
night, stop by angkringan to see our travelmates (ciee). All day long we spent
our times for cleaning, washing as a routine and laying down at our rent house.
Oh God it’s a waste to stay in the room, gotta give me bad impact when staying
in a quiet room. Finally it’s being decided that Sunday we’re going out without
mbak Resti and just six of us. Thankyou for borrowing us car hihihi
Tujuan pertama
adalah ke penangkaran buaya di Teritip,
ketemu kembaran – kembaranmu doong hahaha. Bermodalkan uang 15ribu rupiah untuk
tiket masuk, 4ribu parkir mobil dan 10ribu untuk foto bareng buaya atau memberi
makan 1 ekor ayam. Mengitari area penangkaran yang lumayan panas, kami ngintip
satu persatu kandang buaya yang ada dan pose mereka hampir sama. Kalo ga mangap
ya nyebur di kolam, mereka cuma bergerak setiap ada ayam dilemparkan ke
kubangan. Sekali waktu mereka melirik ketika kami berisik di dekat kandang,
astaga seramnya tatapan buaya muara ini mak. Karena kepincut orang – orang yang
foto bareng buaya, aku tergoda juga akhirnya. And here it is, my awkward pose
with him ~ Berasa gendong bayi hihihi
Our first destination was crocodiles
breeding in Teritip, seeing your twins hahaha. With 15k ticket for each person,
4k for parking, and 10k for the ones who want to take picture with this little
crocodile or feeding the hungry reptiles 1 whole chicken. Walking around the
sunny area, we seek one by one of their cages and they had the same pose
overall. Opening their mouth or staying still in the pond, they moved the body
when there’s a flying chicken coming in. Once they….. when we made any noise
and it was sooo scary. Their stare waaa. I took picture with him (crocodile)
after seeing how people around doing that. And here it is, my awkward pose with
him~ Feels like I hold my own baby hihihi
Ohya di tempat
penangkaran buaya ini juga tersedia sate buaya yang dijual 5ribu/tusuk, tangkur
buaya dan printilan yang dijual di sekitar lokasi. Jangan lupa beli oleh – oleh
kerajinan bikinan bapak ini juga ya, mau beli tadi malah keasikan foto maaf L
There’s a place near the breeding that sells
crocodiles satay 5k each, crocodiles organs were sold too. Don’t forget to buy
the craft this old man made, I was too busy taking picture that time and forgot
to buy it L
Tujuan selanjutnya
Danau Cermin, setelah recharge energy makan, shalat dan sempat nyasar lokasi
danau ini ketemu juga. Ternyata lokasinya tak begitu jauh dari jalan raya dan
wilayahnya masih di sekitaran Manggar, aksesibel dari Teritip dan Pantai
Manggar lah. Awalnya ragu karena jalanannya ya begitulah dan tanpa plang
penunjuk lokasi, yaiyalah ini belum jjadi objek wisata resmi.
Our next destination is Danau Cermin (I wont
call it Mirror Lake wkwkwk), after recharging energy, eating, praying and
getting lost in the way, we found the place yey. The location isn’t too far
from the main road and still around Manggar, accessible from Teritip and
Manggar beach. We were hesitant to continue at first, seeing how the road and
there’s no location board since that hasn’t been official tourism object of
Balikpapan
Danau Cermin
hanyalah sebutan yang diberikan oleh banyak warga yang berkunjung, sebenarnya
dulu lokasi ini adalah lokasi pelatihan tembak TNI yang akhirnya terbengkalai
dan bukitnya diratakan dan lama kelamaan membentuk genangan air dan akhirnya
membentuk danau ini. Air danau ini berwarna hijau kebiruan, bagus sih makanya
ramai pengunjung yang sekedar foto – foto. Well, akhirnya ada lagi tempat yang
kami kunjungi selama weekend ini.
Danau Cermin is just a nickname visitors
gave, long time ago it was a location for TNI firing training that was
abandoned and became this object. The colour of the water is turquoise, so
cute, that’s why visitors keep coming to take pictures. Well, finally one more
tourism object we visit.
Sebenarnya aku tau lokasi ini dari foto prewedding orang
yang ga sengaja kutemukan di instagram xD Lumayan satu lagi objek dikunjungi ~
Actually I found the information
of Danau Cermin from someone else’s prewedding picture I saw in instagram xD
Geser beberapa
ratus meter dari lokasi Danau Cermin, kami pindah lokasi ke Pantai Manggar. Ya
gitu di pinggir cuma pantai foto – foto sambil ngetawain dedek – dedek lucu
yang lari larian mengejar ombak. Pengen nyubit ini bocah lucunya minta ampun xD
Move another hundred meters from the
location, we’re in Manggar Beach. Seeing a cute little boy, we only sat and
laughed at him chasing the wave. So cuute xD
Puas ga puas sama pantai ini, kami pindah ke KFC nya Mal
Balcony sambil liat view laut yang memang ga berwarna biru. Kalo dihitung
hitung, trip sekitaran kota Balikpapan hampir katam, kurang Batu Dinding dan
Bukit Bangkirai yeaaay. Lumayanlah weekend ga ndekem bosan di kosan, rela
melepas weekend ini dengan tenang. Besok Senin, no problem. See you soon in
another trip ~
Satisfied or not, we
move to KFC in Balcony mall while watching the sea view that’s not blue. If I’m
not mistaken, our trip around Balikpapan almost done, only Batu Dinding and
Bangkirai left yeay. Good for not spending weekend in the room, now I let you
go. Tomorrow is Monday, no problem. See you soon in another trip~
Cheers,
Anggi and the gang
Senin, 12 Oktober 2015
Visiting Balikpapan Pooh ~
Weekend di bulan Oktober, kondangan pertama banget bareng
temen kantor, cuaca panas dan bikin males, ditambah kami kondangan motoran
dengan baju cantik ala kondangan hahaha. Happy wedding mr. and mrs. Gigih!
Overall konsep pernikahannya baguuuus dan ga terlalu rame karena kami datang
awal hehehe
Weekend in October, my
very first kondangan with office mates on such a sunny day is tiring, plus we
ride motorcycle coming to the venue wearing those pretty clothes hahaha. Happy
wedding mr. and mrs. Gigih! Overall the
concept of this wedding is good and it’s not too crowded since we came earlier
hehehe
Lupakan Sabtu yang
diisi kondangan aja, Minggu ini wajib hukumnya
mengeksplor tempat yang belum
pernah kami kunjuungi . Setelah rebut mau ke Bangkirai dengan canopy bridge
nya, Pusat Buaya Teritip, dan Enklosur Beruang Madu di kilo 23 akhirnya kami
memilih Enklosur Beruang Madu di kilo. Yeaay, visit Winnie the Poohnya
Balikpapan xD
Forget about Saturday only attend a wedding,
this Sunday we have to explore a place we’ve
never been. Arguing for wanting to go to Bangkirai with its canopy
bridge, Teritip Crocodile Center, and “Enklosur Beruang Madu” in kilo 23
finally we decide to go to Enklosur Beruang Madu in kilo. Yeaaay, we’re
visiting Winnie the Pooh of Balikpapan xD!
Ada mobil nganggur
untuk jalan jalan hari ini, awalnya garing tapi akhirnya seru juga sih. Panas –
panasan kami pergi dengan mood yang marut – marut dan perut kosong. Kami ngemil
sepanjang jalan, lupa kalau belum makan siang. Menunggu gate dibuka setengah
jam lamanya, kami jalan – jalan ke pusat informasi dan nemu banyak informasi
penting tentang beruang madu. Tempat ini cukup informative, butuh perhatian
ekstra, berdebu dan kering berjalan di sekitar sini.
There’s a free car we
can use to go out today, it’s a bit creepy but turns out to be funny at the
end. We go out in sunny day with our broken mood and empty stomach. We have
snacks and forget that we haven’t eaten yet. Wait for about thirty minutes
before the gate open, walk around the information center and find useful
information about those bears. The place is quiet informative but it needed to
be taken care more I think, dusty and dry to walk around here.
the forest before human expansion |
after the land exploitation humans did :( |
Gerbang dibuka jam 3 sore, waktunya memberi makan beruang
madu. Kami berjalan dalam antrian untuk melihat langsung mereka makan, tidak
berisik sepanjang jalan, dan memotret mereka, aah so cute xD Bahagiaanyaa bisa
melihat beruang beruang madu itu pada kunjungan pertama ke tempat ini. Keluar
di Minggu siang pun tak sia – sia akhirnya ~
look at them! |
ginuk ginuk lucu |
The gate opened at 3
pm, time for feeding the honey bears. We walk in line to go seeing them eating,
shut our mouth up and take pictures of them, so cute xD Happy that I could see
them in my first time visiting the place. It’s worth to go out in sunny day
finally ~
Mengakhiri Minggu ini di pantai berburu sunset, tapi perut
tak bisa bohong. Kami jajan di Lapangan Merdeka dan nongkrong sekitar setengah
jammelihat sunset yang blawur. Sunsetnya ketutupan awan hfft. Pindah ke Kedai
Sabindo karena perut lapar dan sudah terlanjur mual, tapi akhirnya badan gatal
karena alergi udang. Bye bye Sunday, menyenangkan weekend gak ngendon di kamar
kosan. Good mood banget sebelum Senin datang.
Kemala beach without sunset |
Going to end this
Sunday at the beach seeing the sunset, but our stomach can’t lie. We eat
“jajanan” at Lapangan Merdeka and spend about our half hour seeing the broken
sunset. It’s covered by the cloud hff. Move our destination to Kedai Sabindo to
cure the hunger but then I get my body itchy after eating there. Bye bye
Sunday, it’s nice not to spend time only at my small room. It’s a good mood
before the coming of Monday ~
Happy,
Anggi R. Dewi
Langganan:
Postingan (Atom)